REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelatih sementara Persebaya Surabaya Bejo Sugiantoro memotivasi seluruh pemainnya, terutama pemain asing dengan cara pendekatan dari hati ke hati. Ini dilakukan di sela latihan menjelang laga kontra Arema FC pada laga pekan ke-14 Liga 1 2019.
"Pendekatan dilakukan untuk memotivasi diri mereka agar tampil lebih maksimal," ujarnya di sela latihan di Surabaya, Selasa (13/8) sore.
Pemain asing di tim Bajul Ijo, yakni Damian Lizio, Manuchekhr Dzhalilov, dan Amido Balde saat ini sedang dalam sorotan karena penampilannya yang dianggap kurang memuaskan pada beberapa laga terakhir. Tak hanya saat berada di lapangan, komentar-komentar negatif juga mewarnai media sosial tentang performa trio impor Persebaya tersebut.
Bahkan, khusus Dzhalilov yang pada awal musim perannya tak tergantikan, harus rela dirotasi di beberapa pertandingan terakhir dan baru bermain saat babak kedua berjalan. Saat latihan dua hari terakhir, kata Bejo, penampilan para pemain asing tampak lebih bersemangat dan menunjukkan performa menggembirakan.
Menurut dia, kemampuan pemain asing harus di atas pemain lokal, terlebih perannya menjadi faktor yang menentukan sebuah tim.
"Kalau mereka tidak meyakinkan bagi kami, maka risikonya ke dia sendiri di putaran dua nanti lanjut atau tidak. Mereka datang ke sini memiliki tujuan dan harus lebih dari pemain lokal maka ya harus ditunjukkan," kata dia.
Selain kepada pemain asing, pendekatan juga dilakukan terhadap para pemain lokalnya. Meski sebagai caretaker, Bejo Sugiantoro tak bisa berdiri sendiri mengendalikan tim, tapi membutuhkan pemain yang bermain di lapangan.
"Makanya saya ajak ngobrol seperti apa enaknya, dari hati ke hati. Semua sama-sama memulai tanggung jawab karena pemain yang lebih penting, sebab mereka yang turun ke lapangan," katanya.
Sementara itu, menjelang laga melawan Arema FC pada Kamis, 15 Agustus 2019, legenda hidup Persebaya tersebut meminta pemainnya tampil ngosek dan ngeyel selama 90 menit di lapangan. Derbi Jatim itu, lanjut dia, disebutnya tidak sama dengan pertandingan-pertandingan lain karena laga melawan Arema FC sangat penting.
"Ada nama Surabaya juga Persebaya dipertaruhkan. Termasuk Bonek dan Bonita dipertaruhkan di pertandingan tersebut. Kami harus bermain dengan gaya khas selama ini, yaitu ngeyel, ngosek, wani, cukup bagi saya," tuturnya.