Selasa 13 Aug 2019 23:00 WIB

Pola Hidup Sehat Menurut Islam

Islam memberikan tips cara hidup sehat

Rep: Islam Digest Republika/ Red: Agung Sasongko
Makanan Ilustrasi
Foto: CNN
Makanan Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barangkali, perut merupakan bagian tubuh yang paling banyak dipikirkan manusia. Jika ada pertanyaan, mengapa Anda bekerja, sering kali jawaban yang diberikan adalah untuk mencari makan. Kata ini seolah menegaskan kebutuhan perutlah yang paling utama untuk dipenuhi.

Kesibukan manusia mengisi perutnya ternyata menimbulkan potensi tumbuh kembangnya penyakit di dalamnya. Perut merupakan tempat pencernaan makanan setelah selesai dikunyah oleh mulut. Sehingga, memungkinkannya menjadi sarang perkembangan penyakit-penyakit dalam, seperti gangguan pada pencernaan dan lambung atau gangguan organ-organ dalam lainnya.

Oleh karena itu, Islam memberikan tips cara hidup sehat yang menghindarkan umat Muslim dari penyakit akibat pola makan yang tidak wajar. Allah memberi perintah untuk menjaga pola makan dalam ayat berikut yang artinya, ''Makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,'' (QS Al-A'raf: 31).

Perintah untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum dalam ayat di atas dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam sabdanya, ''Tidak ada suatu wadah yang diisi penuh oleh anak Adam yang lebih jelek melebihi perutnya. Cukuplah baginya beberapa suapan kecil untuk menegakkan tulang belakangnya. Jika tidak mungkin, sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya,'' (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim).

Terdapat sebuah kisah tentang apresiasi non-Muslim terhadap ayat dan hadis di atas. Seorang tabib beragama Kristen yang bertugas sebagai dokter pribadi Khalifah Harun Ar-Rashid, setelah mendengar kedua tuntunan itu, berkata kepada Ali bin Husein dengan penuh kekaguman, ''Sungguh ajaran Hipokrates (seorang dokter kuno dari Yunani) tidak sebanding dengan ajaran kitab dan Nabimu.''

Kekaguman serupa pernah dialami oleh seorang tabib utusan Raja Meqauqis asal Mesir kepada Rasulullah. Setelah beberapa hari tinggal di Madinah, tabib itu tidak mendapati adanya orang yang sakit. Ia pun memutuskan kembali ke Mesir karena tidak ada pasien yang datang.

Sebelum kembali, ia bertanya kepada Rasulullah, ''Tuan, izinkan kami mengetahui rahasia apakah yang menyebabkan tidak seorang pun mengeluh sakit di sini?'' Rasulullah pun menjawab dengan bahasa yang sederhana, ''Kami kaum yang tidak makan sehingga merasa lapar dan bila makan, kami tidak sampai kenyang.'' (HR Abu Dawud).

Ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis lain yang diriwayatkan Hudzaifah, ''Orang yang sedikit makanannya, akan sehat perutnya dan bening hatinya. Sedangkan, orang yang banyak makannya, perutnya akan sakit dan keras hatinya.''

Dalam sebuah riwayat, Ali bin Abi Thalib juga mengingatkan bahwa orang yang banyak makan akan kehilangan kecerdasan, mengalami penurunan kemampuan menalar, dan daya hafalan. Ali berkata, ''Kekenyangan akan menghilangkan kecerdasan.''

Melalui proses pengkajian yang mendalam terhadap pesan-pesan agama yang ada, para ulama Muslim dan para pakar kesehatan menyatakan, sumber dari segala penyakit yang sulit diobati adalah memasukkan makanan di atas makanan. Artinya, makanan yang satu belum tercerna dengan baik di lambung, namun sudah memasukkan makanan berikutnya. Dalam kondisi yang demikian, mesin pencernaan terus bekerja tanpa ada waktu untuk istirahat. Apalagi jika makanan yang masuk belum halus akibat cara makan yang tergesa-gesa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement