Rabu 14 Aug 2019 00:24 WIB

Sapi Kurban Ke-17 Lumpuhkan Pejagal di Jakarta Barat

Penjagal hewan ini mendadak viral karena tertendang sapi yang hendak disembelih.

Rep: Umi Soliha/ Red: Andi Nur Aminah
Penjagal hewan memberikan teknik tepat merobohkan sapi kurban (ilustrasi)
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Penjagal hewan memberikan teknik tepat merobohkan sapi kurban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Him, kayak-nya besok kita bakal jadi artis nih,"ujar Tofik. "Ah lu ada-ada aja," ujar Rahim dengan tertawa.

Itulah percakapan Rahim (55) penjagal hewan yang mendadak viral karena tertendang sapi kurban yang hendak disembelihnya. Rahim baru menyadari percakapan dengan temannya saat malam takbiran itu menjadi kenyataan keesokan harinya.

Baca Juga

Ini bukan kali pertama bagi pria yang telah menjadi penjagal selama 20 tahun tersebut, memotong hewan kurban di Musala al-Mustaqim Jalan Utama III, Cengkareng, Jakarta Barat. Idul Adha tahun ini adalah tahun ketujuh ia dipercayai sebagai pemotong hewan kurban di sana.

Beberapa hari sebelum Idul Adha, seperti biasa ia sudah menyiapkan perlengkapan untuk memotong hewan kurban dengan apik. Pada Ahad (11/8), saat kejadian naas menimpanya, ia harus menyembelih hewan kurban di lima tempat.

Hari itu, Rahim sudah bangun sebelum subuh kemudian ia pergi ke Masjid. Usai kembali ke masjid ia sempatkan pulang dahulu ke rumahnya, untuk mengajak keluarga pergi bersama menuju Masjid di daerahnya yang biasa digunakan shalat Idul Adha. Ia masih menjalankan aktivitasnya seperti Idul Adha tahun-tahun sebelumnya. Masih belum tebersit firasat aneh dalam benaknya.

Usai shalat Id, ia mengambil peralatan di rumahnya dan bergegas pergi menuju tempat penyembelihan. Namun, saat ia berangkat istri Rahim, Ruyun Elok Faikoh (47) mengatakan, ia merasa suaminya melakukan hal yang tak seperti biasanya. "Saya tuh sempet mikir suami saya kok enggak kayak biasanya. Tiba-tiba dia ngumpulin semua anaknya dan temen-teman penjagal lainnya buat berdoa bareng di depan rumah sebelum berangkat. Biasanya kalau pergi yang berdoa sendiri terus berangkat," ujar istri Rahim saat ditemui di kediamannya, di Jalan Cendrawasih 7 RT 06, RW 06, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (13/8).

Namun, ia mengatakan, tak ingin memikirkan hal yang aneh tentang sikap yang dilakukan suaminya. Ia menganggap, suaminya hanya ingin pekerjaannya hari itu lancar dan penuh keberkahan.

Sampai di tempat pemotongan yang pertama, ia dan teman-teman seprofesinya segera menjalankan tugasnya. Mereka menyembelih beberapa hewan kurban tanpa hambatan.

Lalu, ia beranjak ketempat pemotongan hewan kurban kedua dan ketiga. Di tempat yang ketiga ini Rahim mulai menemui nasib apes. Pipi kanannya tertendang sapi, namun tak terlalu parah. Pipinya hanya lecet, sehingga ia tetap melaksanakan tugasnya.

Menurut dia, di tempat ketiga ini, ia dan timnya salah teknik saat menenangkan hewan kurban yang akan disembelihnya. Bahkan, dengan teknik tersebut ia khawatir akan menyakiti hewan yang akan disembelihnya dan para perjaga, sehingga mereka mengubah tekniknya.

"Iya sebenernya saya tuh sudah kena tendang sapi waktu di tempat nyembelih yang ketiga tapi enggakterlalu parah jadi saya terusin. Bisa ketendang tuh karena salah teknik waktu itu,"ujarnya.

Selesai menuntaskan tugasnya di tempat ketiga, ia melanjutkan lagi ke tempat keempat. Tempat menyembelih hewan kurban keempat ini adalah di Masjid al-Mustaqim.

Tempat inilah pula yang menghentikan langkahnya menuju tempat menyembelih terakhirnya. Sapi ke-17 ini yang mengalahkannya selama 20 tahun menggeluti profesinya ini.

"Iya yang nendang saya itu sapi yang ke-17 yang saya mau sembelih. Kata orang yang lihat sih sapi itu warna matanya putih enggak kayak sapi yang lain di sana. Tapi mungkin itu cuma kebetulan saja, yang pasti sapinya enggak nyaman jadi tambah agresif gitu," katanya.

Awalnya, kata dia, Rahim dan 10 temannya yang lain berusaha menenangkan hewan kurban yang akan disembelih. Saat itu, Rahim berada tepat dibelakang kaki sapi, ia hendak mengikat sapi tersebut agar berhenti memberontak.

Namun, nasib sial menimpanya. Ia kena tendangan sapi pada bagian wajahnya sampai ia terkapar. Melihat hal tersebut teman-teman dan warga yang ada di lokasi sigap membantunya.

Kejadian tersebut, membuat lima buah giginya copot dan kepala bagian kirinya benjol. Ia mengatakan, sebelum ia pisan sempat tersadar sebentar. Namun, karena tendangan kaki sapi tersebut sangat keras membuatnya tak kuat lagi.

Lalu, mobil pribadi warga sekitar mushala tersebut sigap membawanya langsung ke Rumah Sakit Hermina Cengkareng untuk diberi perawatan medis. Ia mengaku, setelah 10 menit kemudian ia sadarkan diri. Ia penuhi lisannya dengan shalawat, ia percaya dengan bershalawat akan mengurangi rasa sakitnya.

"Selama di mobil itu saya shalawatan, saya serahkan  semuanya kepada Allah SWT. Temen yang nganterin juga nyuruh saya terus shalawat jangan putus," tuturnya.

Rohim pun menjalani perawatan sekitar satu jam. Namun, ia sedikit kecewa karena tak dirontgen oleh pihak rumah sakit. Padahal, ia khawatir bagian dalam kepalanya terjadi sesuatu.

"Dari daftar ke rumah sakit sampai gigi saya diobati itu kurang lebih satu jam. Cuma enggak dirontgen, tapi semoga enggak apa-apa," ujarnya.

Terlepas dari musibah yang menimpanya ini, kata dia, banyak hikmah yang ia dapatkan. Ia mengaku, ia mendapatkan banyak doa untuk kesembuhannya dari masyarakat seluruh Indonesia.

Selain itu, dengan kejadian tersebut ia banyak mengenal orang baik yang sangat peduli dengan dia dan keluarganya. "Banyak hikmah dibalik kejadian ini, saya didoain orang-orang banyak. Sehingga, membuat saya tambah semangat sembuh," kata dia.

Ia juga mengatakan, kejadian tersebut tak akan membuatnya kapok menggeluti profesinya sekarang. Idul Adha tahun depannya, ia akan kembali menyembelih hewan kurban di Masjid al-Mustaqim. "Pak lurah dan petugas DKM nyuruh saya jangan kapok nyembelih hewan kurban di sini. Selama saya masih diberi umur panjang, saya akan terus jadi tukang jagal," ujarnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement