REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Pemerintah Kota Sukabumi terus menggiatkan gerakan shalat Shubuh berjamaah di masjid. Bukan hanya dilakukan aparatur sipil negara (ASN), melainkan kini gerakan ini mulai diikuti para pelajar.
Contohnya pada Rabu (14/8), seratusan pelajar mengikuti gerakan shalat Shubuh berjamaah di Masjid Agung Kota Sukabumi. Gerakan shalat Shubuh para pelajar ini mendapatkan dukungan dengan hadirnya Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Andri Setiawan Hamami.
''Setelah sebelumnya digiatkan para ASN, saat ini pelajar juga diajak untuk biasa shalat Shubuh berjamaah,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Namun dia berharap gerakan ini dilakukan dengan konsisten dan menjadi kebiasaan.
Hal ini, kata Fahmi, sejalan dengan hadis yang menyebutkan bahwa perkara kebaikan yang dicintai Allah adalah proses konsistensinya yang terus menerus. Contohnya membiasakan makan dan minum duduk tidak berdiri.
Shalat berjamah juga, kata Fahmi, butuh proses pembiasaan. Hal ini karena ada orang yang rumahnya dekat dengan masjid akan tetapi tidak terbiasa sholat di masjid. Sebaliknya ada yang rumahnya jauh dari masjid, namun terbiasa ke masjid.
Menurut Fahmi, amal seseorang tergantung dengan siapa orang berteman. Maknanya adalah proses pembiasaan, di mana orang saleh pasti gabung dengan orang saleh. ''Dalam konteks ibadah Shubuh berjamaah, para pegiat shalat Shubuh berupaya mengajak pelajar biasa shalat berjamaah,'' imbuh Fahmi. Peran kepala sekolah dan guru pendamping penting dalam gerakan ini.
Pemerintah Kota Sukabumi, ungkap Fahmi, sudah menggiatkan shalat Shubuh berjamaah bersama para ASN setiap Jumat di Masjid Agung Sukabumi. Selanjutnya pada Sabtu, shalat Shubuh berjamaah di wilayah kecamatan dan Ahad di Masjid Al Ikhlas, Pemkot Sukabumi.
Semangatnya, sambung Fahmi, pembiasaan dan mengajak masyarakat melakukan percepatan pembangunan di bidang keagamaan. Hal ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari semua pihak seperti kepala sekolah dan penggiat gerakan shalat subuh yang bergerak ke sekolah-sekolah untuk proses pembiasaan.
Sesuatu yang sudah biasa dilakukan, lanjut Fahmi, akan menjadi karakter dan budaya seseorang. Di sisi lain gerakan kebaikan oleh kelompok kecil tidak menyurutkan semangat, sebab dari yang kecil mampu mengalahan yang besar secara bertahap asalkan mempunyai komitmen.
Oleh karena itu, ungkap Fahmi, gerakan ini semoga diberikan kemudahan dan konsistensi serta membaik dari waktu ke waktu karena menjadi budaya dan karakter. '' Dari pelajar yang soleh akan lahir generasi muda terbaik,'' imbuh dia.n riga nurul iman