REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (LESPERSSI), Beni Sukadis, mengatakan, TNI Angkatan Darat (AD) perlu terus memantau dan melakukan pembinaan kepada Enzo Zens Allie. Meski demikian, tidak perlu ada penilaian baru terhadap Enzo.
Beni menuturkan, keputusan TNI AD untuk tetap mempertahankan taruna keturunan Prancis itu sudah cukup tepat. Dia menilai tidak perlu ada asesmen kategori baru yang dikenakan terhadap Enzo.
"Saya pikir itu cukup, tidak perlu ada asesmen lagi. Yang penting bisa dipantau dan dibina selama menjadi taruna atau (bagi kasus lain) calon taruna, " ujar Beni ketika dikonfirmasi Republika, Rabu (14/8).
Akan tetapi, lanjut dia, kondisinya agak berbeda jika nanti taruna seperti Enzo telah resmi menjadi perwira atau bertugas dalam satuan TNI. Jika masih ditemukan kasus seperti Enzo, maka perlu ada pembinaan mental dan ideologi. Setelah dibina, jika tidak bisa kembali diajak untuk kembali ke ideologi Pancasila, maka perwira tersebut sebaiknya diberhentikan.
"Sebab, jika tidak (tidak bisa kembali ke Pancasila), akan menjadi masalah di kemudian hari terkait loyalitasnya kepada Pancasila dan NKRI. Bisa ditanya apakah masih mau bekerja di TNI, kalau tidak, ya tinggal (diberhentikan)," tegasnya.
Dia menambahkan, saat sudah menjadi perwira, maka ada unit pengawas internal ataupun atasan perwira yang bertugas mengawasi perilaku anak buahnya. Sehingga, perwira pun tetap harus dipantau dan dibina perkembangannya.
Sebelumnya, TNI AD memutuskan untuk mempertahankan dan memastikan Enzo Zens Allie tetap melanjutkan pendidikan di Akademi Militer (Akmil). Keputusan itu diambil setelah pihak TNI melakukan penilaian indeks moderasi bernegara terhadap taruna keturunan Prancis tersebut.
“Kesimpulannya, Enzo dilihat dari indeks moderasi bernegara itu ternyata kalau dikonversi jadi persentase itu 84 persen atau nilainya di situ adalah 5,9 dari maksimal tujuh,” kata Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Andika Perkasa di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Selasa (13/8).
Penilaian itu dilakukan tidak hanya terhadap Enzo, tetapi juga terhadap beberapa taruna lainnya. “Karena itu angkatan darat memutuskan mempertahankan Enzo dan semua taruna akmil yang kami terima beberapa waktu lalu sebanyak 364,” ujar dia.
TNI sebelumnya menyatakan mendalami informasi yang menyebut Enzo simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Nama Enzo menjadi sorotan publik saat perbincangan dirinya dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dengan menggunakan bahasa asing viral. Diketahui perbincangan itu terjadi kala panglima memanggil Enzo saat ujian akhir memasuki Akmil di Magelang