Rabu 14 Aug 2019 17:05 WIB

PM Pakistan Kritik Keras Tindakan India di Kashmir

Pakistan dan India bersengketa atas wilayah Kashmir.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.
Foto: EPA-EFE/Thomas Peter
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan merayakan hari kemerdekaan dengan duka atas pencabutan status istimewa Kashmir oleh India. Dalam pidatonya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengkritik keras tindakan India atas wilayah Kashmir yang telah lama menjadi sengketa antara kedua negara. 

"Hari Kemerdekaan adalah kesempatan untuk kebahagiaan besar, tetapi hari ini kami bersedih dengan nasib saudara-saudara kami di Jammu dan Kashmir yang menjadi korban penindasan India. Saya jamin kami akan mendukung saudara-saudara kami di Kashmir," ujar Khan dalam sebuah pernyataan, Rabu (14/8).

Baca Juga

India menguasai Lembah Kashmir yang padat penduduk, dan wilayah yang didominasi Hindu di sekitar kota Jammu. Sementara Pakistan menguasai irisan wilayah di barat yang dikenal sebagai Azad Kashmir. Sedangkan, China memiliki daerah di ketinggian dengan populasi penduduk cenderung sedikit di sebelah utara.

Pada Rabu malam, Khan dijadwalkan mengunjungi Muzaffarabad, ibu kota Azad Kashmir untuk menyampaikan pidato di parelemen negara bagian. Sementara itu, di Islamabad sejumlah poster yang menyatakan solidaritas untuk warga Kashmir terpampang di sepanjang jalan. Tak hanya itu, pedagang di pinggir jalan menjual bendera Azad Kashmir beserta bendera Pakistan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang jatuh setiap 14 Agustus. 

Hari kemerdekaan India hanya berselang satu hari dari hari kemerdekaan Pakistan, yakni pada 15 Agustus. Pemerintah Pakistan menyebut, hari kemerdekaan India tahun ini sebagai "Black Day". Pemerintah Pakistan akan mengibarkan bendera setengah tiang saat perayaan hari kemerdekaan India sebagai bentuk protes atas pencabutan status istimewa Kashmir. 

India mencabut status istimewa Jammu dan Kashmir pada Senin (5/8). Langkah tersebut sebagai upaya mengintegrasikan satu-satunya wilayah mayoritas Muslim tersebut dengan seluruh negara bagian India. 

Pemerintah India meningkatkan keamanan di wilayah tersebut dengan memberlakukan jam malam, serta mencabut jaringan komunikasi dan internet. Hal itu membuat warga Kashmir hidup dalam keterbatasan. Sebagian besar toko tutup dan layanan perbankan tidak dapat beroperasi. 

Hampir seluruh jalan di Kashmir ditutup. Gulungan kawat berduri terlihat memenuhi jalan-jalan di wilayah itu dan lalu lintas yang biasanya padat dengan kumpulan kendaraan kini tampak kosong. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement