Rabu 14 Aug 2019 17:11 WIB

PM Pakistan Ungkap Dukungannya untuk Warga Kashmir

PM Pakistan mengunjungi wilayah Kashmir dalam peringatan kemerdekaan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.
Foto: EPA-EFE/Thomas Peter
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengunjungi wilayah Kashmir yang menjadi bagian dari negaranya pada Rabu (14/8). Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Pakistan ke-72.

Dalam kunjungan tersebut, Khan mengungkapkan keprihatinan atas perkembangan situasi di Jammu dan Kashmir setelah India mencabut status istimewa wilayah tersebut. “Hari kemerdekaan adalah kesempatan untuk kebahagiaan besar, tapi hari ini kami bersedih dengan nasib saudara-saudara warga Kashmir kami di Jammu dan Kashmir yang menjadi korban penindasan India,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

Khan menegaskan bahwa Pakistan mendukung masyarakat Kashmir. “Saya meyakinkan saudara-saudara Kashmir bahwa kami mendukung mereka,” ujarnya.

Dalam kunjungannya, Khan diperkirakan akan berpidato di hadapan majelis legislatif Azad Jammu dan Kashmir. Pada kesempatan itu, Khan akan menyampaikan kembali bahwa Pakistan berdiri bahu membahu dengan masyarakat Kashmir.

Aljazirah melaporkan bahwa Pakistan telah memutuskan untuk tidak merayakan hari kemerdekaannya. Hal itu sebagai bentuk solidaritas kepada warga Kashmir. Sementara itu, Presiden Pakistan Arif Alvi memprotes keputusan India mencabut status istimewa Jammu dan Kashmir. Dia menilai hal itu merupakan langkah yang melanggar hukum internasional.

Alvi menegaskan bahwa Pakistan tidak akan meninggalkan warga Kashmir sendirian. “Orang-orang Kashmir adalah (rakyat) kami. Kami menganggap rasa sakit mereka sebagai rasa sakit kami. Kami tetap bersama mereka hari ini,” katanya saat berpidato dalam acara pengibaran bendera di Islamabad.

Pekan lalu, India mencabut status istimewa Jammu dan Kashmir yang telah disandangnya selama hampir tujuh dekade. Perdana Menteri India Narendra Modi beralasan keputusan itu diambil untuk menyatukan Kashmir sepenuhnya dengan India. Selain itu dia pun hendak membebaskan wilayah tersebut dari kelompok teroris dan separatis.

Keputusan itu tak hanya memicu kemarahan dari warga Kashmir, tapi juga Pakistan. Ia memutuskan menurunkan hubungan diplomatiknya dengan India. Selain itu, Islamabad pun menangguhkan semua aktivitas perdagangannya dengan New Delhi. Pakistan mengatakan akan membawa permasalahan pencabutan status istimewa Jammu dan Kashmir oleh India ke Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, situasi di Kashmir masih dibekap ketegangan. Pasukan India masih menempatkan kawat berduri dan pos pemeriksaan, termasuk di ibu kota Srinagar. Jam malam pun masih diberlakukan. Langkah itu diambil India setelah terjadi kericuhan akibat aksi protes warga Kashmir pekan lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement