Rabu 14 Aug 2019 19:43 WIB

Mardani: Kualitas Demokrasi di Indonesia Ditentukan Elite

Perilaku elite politik, baik etika maupun logika, menentukan kualitas demokrasi.

Red: Ratna Puspita
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera
Foto: Republika/Bayu Adji P
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Mardani Ali Sera mengatakan kualitas konsolidasi demokrasi di Indonesia mengalami dinamika yang fluktuatif. Ia juga menyebut kualitas demokrasi sangat ditentukan oleh perilaku elite politik baik etika maupun logikanya.

"Etika dan logika elite itu harus betul-betul merupakan etika publik, karena logika publik itu mencontoh dari logika elite. Ibaratnya, 'guru kencing berdiri, murid kencing berlari'," kata Mardani Ali Sera, pada diskusi "Dialog Kenegaraan: Langkah Demokrasi Republik Indonesia Setelah Usia ke-74" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (14/8).

Baca Juga

Menurut Mardani, Indonesia menerapkan demokrasi pada era reformasi sejak 1998, kondisinya terus mengalami fluktuasi sampai saat ini yang ditentukan oleh faktor elite dan bukan masyarakat. "Masyarakat terlibat langsung dalam penentuan arah demokrasi hanya sekitar satu menit, ketika memberikan hak suaranya di TPS (tempat pemungutan suara) pada pemilu dan pilkada," katanya.

Mardani menjelaskan, kalau elite politik berperilaku baik, maka secara etika dan logika, masyarakat akan mendukung. Sebaliknya, kalau elite politik berperilaku buruk, masyarakat akan memberikan respons bisa lebih buruk.