BEKASI, AYOBANDUNG.COM – Tarif bus rapid transit (BRT) Transpatriot koridor II dan III dianggap mahal oleh sejumlah pihak. Hal itu lantaran jarak antara shelter dengan kawasan pemukiman tidak terlalu dekat.
Seperti diketahui, Dinas Perhubungan Kota Bekasi menetapkan tarif batas bawah dan atas di kisaran Rp 5.000 – Rp 10.000. Namun, tarif ini tidak berlaku flat melainkan disesuaikan dengan jarak tempuh.
Nur Syamsiah, 47 tahun, seorang warga Perumahan Wisma Asri, Bekasi Utara menyambut baik kehadiran Transpatriot yang melayani rute Wisma Asri – Sumber Arta meski tarifnya dirasa tidak murah.
“Kalau yang punya motor masih mendingan bisa langsung ke shelter. Nah, kalau yang enggak ada motor kan harus ngangkot dulu ke tempat bus-nya. Jatuhnya sama saja sih kayak naik ojek online,” katanya kepada Ayobekasi.com (Ayo Media Network), Kamis (15/8/2019).
Tanggapan berbeda diungkapkan Harwanto, 34 tahun, warga Perumahan Prima Harapan, Bekasi Utara. Dia menilai tarif yang berlaku sesuai jarak tempuh sudah cukup adil.
“Mahal atau enggak relatif ya. Kalau misal jaraknya dekat banget terus kena Rp 5.000 ya masih lebih mahal dari angkot. Tapi, kalau misal dari Wisma Asri sampai ke Kalimalang kena Rp 10.000 ya murah juga karena naik ojek online pasti lebih mahal,” ujarnya.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai Pemerintah Kota Bekasi kurang serius memperhatikan masalah angkutan massal. Pasalnya, tarif yang ditetapkan tersebut tidak jauh berbeda dengan tarif ojek online.
Dia meyakini bahwa masyarakat belum akan beralih menggunakan moda Transpatriot seperti yang diharapkan. Terlebih, promosi yang dilakukan penyedia layanan ojek online lebih menguntungkan konsumen.
“Kalau mau memberikan layanan terbaik buat warga, bikin yang murah dan akses dekat kawasan perumahan. Bila perlu tarif Rp 1.000 atau bahkan gratis biar (warga) beralih (menggunakan Transpatriot),” kata Djoko.
Tujuan diadakan bus umum ini, lanjutnya, untuk menggiatkan masyarakat naik transportasi umum yang murah dan nyaman. “Bukan untuk mencari uang dari program ini. Keliru,” ujar Djoko.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi Fathikun menjelaskan bahwa tarif tersebut sesuai dengan pedoman penetapan tarif batas bawah dan tarif batas atas, dan dianggap tidak memberatkan masyarakat.
“Iya-lah (wajar). Ini kan murni non-subsidi lho,” katanya.
Transpatriot koridor II dan III terdiri dari 20 unit yang akan melayani rute masing-masing Summarecon – Vida Bantargebang dan Wisma Asri – Sumber Arta.
Sosialisasi dilakukan mulai hari ini hingga 22 Agustus 2019 . Sedangkan uji coba pada 22 Agustus sampai 29 Agustus 2019. Dalam masa uji coba tersebut, warga bisa mencoba tanpa dipungut tarif alias gratis.