REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semesta Hijau Dompet Dhuafa dan Rumah Hijau bekerjasama menjaga kelestarian lingkungan di Pulau Pramuka dan Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Menjaga kelestarian lingkungan merupakan salah satu upaya mereka memberdayakan masyarakat.
Dompet Dhuafa telah memberikan mesin pencacah sampah kepada asosiasi pengepul sampah yang dibentuk Rumah Hijau. Mesin tersebut untuk mengolah sampah plastik sehingga nilai jualnya meningkat.
Dompet Dhuafa juga memberikan 500 bibit mangrove untuk ditanam di Pulau Pramuka dan Panggang pada Rabu (14/8). Sehingga masyarakat sekitar akan merasakan manfaat jangka pendek dan panjang dari hutan mangrove itu.
Warga Rumah Hijau, Mahariyah menyampaikan, menarik kalau isu lingkungan bergandengan dengan upaya pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan Rumah Hijau memang tujuannya untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
"Kalau mereka menanam (bibit mangrove) kita pastikan bibitnya dari warga sekitar, yang menanam juga warga sekitar," kata Mahariyah kepada Republika.co.id, Kamis (15/8).
Pendiri Rumah Hijau itu menjelaskan, masyarakat sekitar jangka pendeknya mendapat keuntungan dari menjual bibit mangrove. Sementara jangka panjangnya mendapat manfaat dari hutan mangrove.
Terkait manfaat mangrove, dia menjelaskan, dapat membuat laut lebih sehat karena berfungsi mereduksi kotoran dari darat ke laut atau dari laut ke darat. Juga menahan gelombang air laut dan menangkal abrasi. Bahkan bisa mengurangi polusi udara.
"Di hutan mangrove yang sudah jadi akan muncul ikan kecil, masyarakat bisa memanfaatkan ikan-ikan kecil itu untuk pakan ikan besar di keramba," ujarnya.
Mahariyah juga memandang jauh kedepan. Menurutnya daratan di Pulau Pramuka dan Panggang terbatas. Pasti suatu saat daratan akan penuh oleh rumah-rumah, maka secara otomatis pohon yang ada akan ditebang.
Sebagai upaya mengantisipasi dampak buruk meningkatnya populasi, Rumah Hijau menanam bibit mangrove. Mahariyah berharap Semesta Hijau Dompet Dhuafa tetap mendukung program penanaman mangrove melalui program sedekah pohon Dompet Dhuafa.
Di masa yang akan datang dia berharap, hutan mangrove yang sudah jadi bisa menjadi tempat wisata taman mangrove. Sehingga bisa menarik banyak wisatawan yang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.
Sementara Supervisor Semesta Hijau Dompet Dhuafa, Ika Akmala menyampaikan, bahwa Pulau Pramuka sangat eksotis. Sebagai buktinya pengunjungnya ada dari dalam negeri dan luar negeri. Mereka melakukan kegiatan menyelam dan snorkeling.
Tapi, dia menyayangkan dan prihatin karena Pulau Pramuka tercemar sampah plastik dan tidak memiliki hutan mangrove yang cukup. "Sebelum wisatawan datang, masalah sampah sudah cukup parah. Apalagi sekarang ditambah banyaknya wisatawan, mereka membawa makanan dan minuman dalam kemasan plastik sekali pakai, sampo dan sabun sachet," ujarnya.
Maka, Dompet Dhuafa menangani masalah sampah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Caranya, dengan memberikan mesin pencacah sampah untuk mengelola sampah plastik agar bisa dijual. Juga dengan memberikan bibit mangrove agar manfaatnya bisa terasa oleh masyarakat sekitar.
Ika menyampaikan, keberadaan mangrove bisa membuat laut sehat dan menambah populasi ikan. Maka keberadaan hutan mangrove akan membuat nelayan mudah mencari ikan di sekitar pulau. Sehingga mereka tidak perlu lagi jauh-jauh ke tengah laut dan menggunakan banyak bahan bakar kapal untuk mencari ikan.
Dia juga mengatakan, penanaman mangrove di Pulau Pramuka dan Panggang bukan inisiasi Semesta Hijau Dompet Dhuafa sendiri. Tapi juga inisiasi warga, pemerintah, komunitas, Rumah Hijau dan Non Governmnet Organization (NGO) yang peduli dengan keberadaan serta kelangsungan Pulau Pramuka.