REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Kepolisian Malaysia mengkonfirmasi bahwa Nora Quoirin, remaja perempuan asal Inggris meninggal karena pendarahan dalam, yang diduga disebabkan oleh kelaparan dan stres yang berkepanjangan. Pihak berwenang mengatakan sejauh ini tidak ada bukti penculikan telah terjadi, pada Kamis (15/8).
Satu hari setelah pemeriksaan post-mortem dilakukan, tidak dtemukan tanda-tanda bahwa Nora mengalami pelecehan seksual. Sebelumnya, jenazah gadis berusia 15 tahun itu ditemukan di dekat parit yang terletak di area sekitar 2,5 kilometer (1,6 mil) dari resor Dusun, tempat remaja perempuan itu berlibur bersama keluarganya di Malaysia.
Nora dilaporkan menghilang pada 4 Agustus lalu, satu hari setelah menginap di resor Dusun bersama dengan orangtuanya, Meabh dan Sebastien Quorin, serta kedua adiknya. Gadis itu diketahui sebagai anak remaja yang berkebutuhan khusus. Ia terlahir dengan kondisi holoprosencephaly atau cacat otak, karenanya memiliki ketidakmampuan untuk belajar dan berkembang, seperti orang-orang lainnya.
Keluarga gadis itu khawatir bahwa telah terjadi penculikan terhadap Nora. Dalam proses pencarian, pihak berwenang mengerahkan penduduk lokal, bahkan dilaporkan termasuk dukun.
Tim pencari juga menggunakan rekaman suara ibu Nora dan menyalakan rekaman tersebut melalui pengeras suara untuk menemukannya. Polisi mengatakan ada kemungkinan Nora keluar dari jendela kamar resornya sendiri. Namun, keluarga mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena kondisi Nora yang sangat rentan dan tidak akan pergi kemanapun sendirian.