Kamis 15 Aug 2019 14:24 WIB

HUT Ke-74 RI, MUI Ajak Tumbuhkan Nilai Gotong Royong

Sekjen MUI mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia pelihara rasa gotong royong

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hasanul Rizqa
Warga melintas di depan mural bergambar Garuda Pancasila dan NKRI Harga Mati di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warga melintas di depan mural bergambar Garuda Pancasila dan NKRI Harga Mati di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari ke depan, Republik Indonesia (RI) akan merayakan hari Proklamasi 17 Agustus. Terkait itu, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas mengajak seluruh pihak untuk sama-sama bersyukur. Sebab, cukup banyak kemajuan yang telah dicapai selama 74 tahun Indonesia merdeka. Namun, seluruh elemen bangsa hendaknya tidak menutup mata terhadap tantangan zaman. Sikap mawas diri mesti tetap terjaga.

"Karena, (jika) salah-salah dalam mengelola bangsa dan negara ini, maka tidak mustahil bangsa dan negara ini akan porak-poranda. Untuk itu, kita harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan di antara warga bangsa," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (15/8).

Baca Juga

Menurut Anwar, seluruh elemen bangsa Indonesia harus bisa mengembangkan rasa kebersamaan dan saling berempati. Nilai-nilai gotong royong harus ditumbuh-suburkan dari tingkat terbawah. Mulai dari RT, RW, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional.

photo
Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas

"Hal-hal yang akan merusak rasa kebersamaan dan persatuan serta kesatuan di antara kita harus bisa disingkirkan. Karena itu, ketidakadilan dan diskriminasi dalam kehidupan sebagai satu bangsa harus kita jauhi dan hindarkan," tutur dia.

Buya Anwar juga mengingatkan untuk tetap berupaya agar kekayaan tidak hanya berputar di segelintir orang sebab jika ini terjadi maka kebencian dan permusuhan di kalangan rakyat tentu pasti akan tumbuh dan berkembang dengan subur. Hal itu jelas berbahaya bagi keberlangsungan dan masa depan bangsa.

Kesenjangan sosial ekonomi hendaknya dapat diperkecil. Oleh karena itu, lanjut uya Anwar, pemerintah harus berpihak pada masyarakat lapis bawah supaya mereka dapat melakukan mobilitas sosial yang bersifat vertikal. Caranya terutama melalui pendidikan. Dengan begitu, kesenjangan sosial-ekonomi dapat teratasi.

"Dengan begitu rasa kebersamaan di antara kita meningkat dan itu jelas sangat penting bagi bangsa ini dalam menyongsong masa depannya yang kuat dan maju," kata dia menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement