REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pendakian gunung biasanya selalu menjadi kegiatan pilihan dalam mengisi liburan Hari Kemerdekaan RI. Tak terkecuali minat pendaki di Gunung Semeru, Jawa Timur (Jatim).
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan, Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS), Sarif Hidayat menerangkan, pemesanan pendakian secara dalam jaringan (daring) pada 14 hingga 17 Agustus sudah penuh. Artinya, kuota pendaki telah mencapai 600 orang seusai aturan berlaku. "Dan ini ada kenaikan 30 sampai 50 persen dari hari biasa," ujar Sarif, Kamis (15/8).
Mengingat banyaknya jumlah pendaki, BB TNBTS mengimbau mereka untuk melindungi lingkungan. Sampah yang diproduksi harap dibawa kembali ke luar kawasan gunung. Pendaki juga harus bijaksana dalam menggunakan api sebagai antisipasi kebakaran.
Seperti diketahui, Indonesia terutama Jatim berada dalam musim kemarau. Situasi yang kering menyebabkan semak, dedaunan dan sebagainya di hutan menjadi mudah terbakar. Hal ini terbukti pada peristiwa kebakaran di beberapa gunung termasuk di Arjuno, Panderman dan lain-lain.
Secara keseluruhan, Sarif menegaskan, personil timnya selalu bersiap siaga melalui patroli di lokasi rawan kebakaran. Timnya juga berupaya melakukan pengecekan sarana dan prasarana pemadaman kebakaran. Tujuannya, agar alat siap digunakan saat dibutuhkan.
BB TNBTS juga terus berupaya menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar mengenai bahaya kebakaran. Sekaligus melaksanakan penggalangan dukungan masyarakat untuk antisipasi peristiwa tersebut.
"Juga ada koordinasi dengan mitra dan pemangku jabatan terkait (desa, kecamaatan, TNI Polri, BPBD dan lainnya), serta apel siaga sebagai wujud kesiapsiagaan potensi pemadaman kebakaran," tambah dia.