REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Razi dalam karyanya bertajuk 50 Ilmuwan Muslim Populer mengungkapkan, seringnya Ahmad Ibnu Majid melakukan penjelajahan di berbagai daerah, tentu saja membuatnya memiliki banyak kenalan dan teman.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan Vasco Da Gama, pelaut sal Purtugis itu. Mungkin karena Vasco Da Gama sangat mengagumi kompas yang dibuatnya serta pengetahuan yang diakusainya, Ibnu Majid pun diajakVasco da Gama untuk turut serta dalam ekspedisi pelayaran yang akan dipimpinnya.
Saat itulah, namanya semakin terkenal, tak hanya di dunia Muslim, tapi juga di dunia Barat. Pada saat membantu Vasco da Gama, ia mengendalikan perjalanan laut dari benua Afrika ke India.
"Untuk mencapai Afrika Timur, orang Portugis mencari informasi secara terus menerus (menyebrangi) Laut Arab sampai seorang pelaut berbakat bernama Ahmad Ibnu Majid ikut terlibat dalam pekerjaan mereka'," papar Qutb al-Din al-Nahrawali (1511-1582), dalam karyanya bertajuk al-Barq al-yamani fil-fath al-Uthmani, yang dipublikasikan tahun 1892.
Ibnu Majid yang tutup usia pada tahun 1500 M telah mewariskan sederet karya yang sangat penting bagi dunia pelayaran dan kelautan. Buku ini tentu saja sangat bermanfaat, terutama untuk membantu orang teluk Persia menjangkau pantai India, Afrika Timur, dan tujuan lainnnya. Selain itu, dia juga menulis hampir 40 buku puisi dan prosa.
GR Tibbetts dalam bukunya berjudul Arab Navigation in the Indian Ocean Before the Coming of the Portuguese, mengungkapkan, karya terpenting dari Ibnu Majid adalah Kitab al-Fawaid fi Usul Ilm al-Bahr wal-Qawaid/ atau (Buku Pedoman tentang Prinsip dan Peraturan Navigasi), yang ditulisnya pada 1490 M. Kitab itu merupakan salah satu rujukan terpenting dalam bidang kelautan pada zamannya.
Buku itu merupakan ensiklopedia navigasi yang menjelaskan sejarah dan prinsip dasar navigasi, letak bulan, macam-macam kompas, perbedaan cara berlayar di berbagai peraiaran, posisi bintang, jumlah angin musim, dan angin musim laut lainnya, topan, dan beberapa topik lainya untuk navigator profesional.
Ibnu Majid menulis buku itu berdasarkan pengalaman pribadinya dan juga pengalaman ayahnya yang juga merupakan keluarga navigator terkenal, dan merupakan pengetahuan bagi generasi pelayaran Samudra India. Selain didasarkan pada pengalamannya, semua karya Ibnu Majid juga dipadukan dengan teori-teori navigasi yang diperoleh dari buku-buku yang ditulis pendahulunya.
Salah satu ilmuwan Muslim yang menjadi rujukan pemikirannya adalah Yaqut Al Hamawi. "Saya memposisikan Ahmad Ibnu Majid diatas Yaqut, karena penyebaran pandangan Ahmad Ibnu Majid begitu meluas dari dari dunia Islam hingga ke Barat, dan turut serta memajukan dasar-dasar ilmu kelautan yang mendukung munculnya pelayaran besar-besaran yang dilakukan Eropa ke seluruh penjuru dunia pada saat itu,'' tutur GR Tibbetts.
Sedangkan, kata dia, pengaruh karya Yaqut sangat kuat dalam pengkajian daerah-daerah Islam pada masa itu. Namun pada saat yang sama pandangannya relatif tidak berpengaruh secara langsung terhadap dunia Barat. Begitulah peran dan jasa Ibnu Majid dalam mengembangkan ilmu navigasi dan pelayaran.