Jumat 16 Aug 2019 11:30 WIB

Populasi Penyu di Pesisir Tulungagung Menurun Drastis

Pembukaan jalur wisata dan perburuan menyebabkan populasi penyu turun drastis

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga bersama pecinta lingkungan mengumpulkan telur penyu di pesisir Pantai Jung Pakis, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/7/2019).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Warga bersama pecinta lingkungan mengumpulkan telur penyu di pesisir Pantai Jung Pakis, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Populasi penyu laut yang menepi dan beraktivitas di sekitar pesisir pantai Tulungagung, Jawa Timur disinyalir terus mengalami penurunan drastis. Penurunan terjadi akibat adanya perburuan satwa dilindungi itu oleh oknum nelayan maupun pemburu ilegal.

Keterangan itu diungkapkan para penggiat konservasi penyu di sekitar Pantai Sanggar, nelayan, serta komunitas pemancing. Mereka pernah menyaksikan atau mengetahui adanya aktivitas penangkapan penyu di daerah tersebut.

Baca Juga

"Ada tiga jenis ancaman bagi penyu saat mendarat dan bertelur di kawasan pesisir Pantai Sanggar, Ngalur, Pathuk Gebang, maupun sekitarnya. Pertama adalah perburuan manusia, nelayan, dan predator alaminya seperti musang, anjing hutan, ular dan semacamnya," kata Purjo Lompong, Ketua Pokdarwis Sanggar Ria Desa Jengglungharjo, Tanggunggunung, Kamis (15/8).

Kesaksian Lompong dan sejumlah penggiat konservasi penyu di pesisir Sanggar bukan tanpa alasan. Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, Lompong dan kawan-kawan mengaku melihat sendiri penurunan populasi penyu yang singgah di pesisir pantai setempat.

Dulu, penyu betina dewasa selalu memilih tempat di pesisir Pantai Ngalur, Sanggar, Pathuk Gebang, dan Pantai Jung Pakis. Jumlahnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ekor pada musim bertelur.

Namun kini jumlah penyu yang mendarat di keempat kawasan yang menjadi habitat alami penyu turun drastis. Fenomena ini terjadi seiring pembukaan jalur wisata menuju pantai Sanggar dan Ngalur serta aktivitas perburuan manusia .

Menurut pengakuan warga pesisir maupun penggiat Pokdar Sanggar Ria, penyu-penyu yang naik ke darat untuk bertelur kini tinggal hitungan jari. Itu pun penyu sudah nyaris tak pernah naik di Pantai Ngalur dan Sanggar karena kerap dikunjungi manusia.

"Yang masih ada di Pantai Jung Pakis dan Pathuk Gebang karena lokasinya yang cukup tersembunyi kawasan hutan lindung. Namun aktivitas perburuan oleh manusia dan predator alami penyu tetap menjadi masalah serius," ujarnya.

Penangkapan penyu dewasa juga sempat terpantau di kawasan pesisir Pantai Sine. Aktivitas itu disaksikan oleh nelayan yang tak sengaja mendapati ada penyu dewasa tersangkut jaring yang dia tebar di sekitar pantai.

"Daging penyu sangat lezat jika dimakan. Harganya juga mahal. Itu sebabnya nelayan sayang jika melepas kembali penyu yang ditemukan. Sekalipun itu dilarang karena masuk jenis satwa langka dan dilindungi," kata Arsyad selaku komunitas pemancing di Tulungagung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement