REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang menarik perhatian dalam konten pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan Hari Belanja Diskon (HBD) Indonesia 2019 di Mal Senayan City, Jakarta, Kamis (15/8). Jokowi menyindir pengelola mal-mal yang selalu menempatkan merek kopi asing di posisi paling strategis.
Meski tak menyebutkan merek kopi tersebut, Jokowi menilai bahwa seharusnya merek-merek kopi lokal bisa mendapat posisi yang setara. ''Kalau sudah mau minum kopi, yang ditaruh di depan si 'itu'. Saya nggak usah sebut, sudah tahu semuanya,'' kata Presiden Jokowi.
''Kopi kita kurang enak? Coba datang ke Tuku Coffee, datang ke Kenangan. Nggak ada bedanya. Harga separuh atau sepertiga," lanjut Presiden di hadapan para pengelola pusat perbelanjaan dan pemilik merek-merek lokal, Kamis (15/8).
Jokowi pun meminta Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) untuk memfasilitas pemilik merek lokal demi bisa mendapat lokasi berdagang yang strategis. Presiden juga mengingatkan pengelola mal atau pusat perbelanjaan untuk bisa memberikan prioritas bagi merek lokal, bukan merek asing.
''Ini, tugas untuk Hippindo, saya beri tugas. Tapi tugasnya besar. Tolong dengan kerjasama pemilik mal, carikan tempat yang strategis untuk brand kita. Misalnya makan, resto, makanan Sari Ratu. Taruh di depan. Jco taruh di depan. Jangan dibalik balik," kata Jokowi.
Presiden bahkan meminta para pemilik merek lokal yang menyewa tempat di mal untuk mengadu padanya bila dipersulit pengelola pusat perbelanjaan. Jokowi menekankan bahwa dalam era perang dagang saat ini, maka pengelola mal harus mau membantu pemerintah menekan impor dengan cara memberi ruang pada merek lokal.
''Bisik-bisik sama pemilik mal, kalau pemilik mal sulit-sulit ngomong saya. Produsennya harus kita, produksi dalam negeri, produsen dalam negeri beri tempat baik. Di Australia seperti itu. Produk-produk dalam negeri ditaruh di paling depan kalau ada mal,'' katanya.