Jumat 16 Aug 2019 13:57 WIB

Muslimah Wahdah Hadirkan Guru Besar Ketahanan Keluarga IPB

Kegiatan Silatnas dihadiri 50 perwakilan ketua Muslimah Wahdah Islamiyah Wilayah se-

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Silatnas  Muslimah Wahdah Islamiyah di Hotel Grand Menteng Jakarta, Jumat (16/8)
Foto: humas muslimah wahdah
Silatnas Muslimah Wahdah Islamiyah di Hotel Grand Menteng Jakarta, Jumat (16/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslimah Wahdah Islamiyah menggelar kegiatan Silaturahim Nasional dengan tema "Peran Muslimah dalam membangun mental dan karakter Bangsa". Kegiatan dilakukan selama tiga hari pada Jumat hingga Ahad (16-18/8) di Hotel Grand Menteng Jakata.

Kegiatan yang dihadiri oleh 50 perwakilan ketua Muslimah Wahdah Islamiyah Wilayah se-Indonesia ini memiliki tiga agenda utama. Beberapa agenda di antaranya sharing session dengan tokoh nasional, konsolidasi upgrading Ketua Muslimah Wahdah wilayah nasional, serta workshop Dakwah Media Nasional.

Baca Juga

Dalam kegiatan ini, hadir guru besar di bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, Euis Sunarti. Euis membahas tentang Potensi ketahanan keluarga Menghadapi tantangan hidup di Era Digital. Acara juga dihadiri Ketua Aliansi anak dan keluarga Indonesia, Rita Hendrawaty Soebagio.

Humas Muslimah Wahdah Pusat, Zelvia Amran mengatakan, Silaturrahim Nasional Muslimah Wahdah Islamiyah ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk membangun konsolidasi dan kekuatan dalam menyatukan visi dan misi pergerakan Muslimah Wahdah Islamiyah. "Kegiatan ini juga diharap bisa menjadi sarana mengokohkan peran organisasi untuk membangun karakter dan mental bangsa," ujar Zelvia dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (16/8).

Silatnas ini tak hanya semata menjalin silaturrahim antarperwakilan Muslimah Wahdah Islamiyah seluruh Indonesia, tapi juga menjadi ajang untuk tetap eksis baik di tingkat regional maupun nasional. Tujuannya untuk bersatu padu dan bersinergi dalam berkonsolidasi untuk membangun bangsa. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement