REPUBLIKA.CO.ID, BARITO KUALA — Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) menunjukkan hasil. Terbukti dalam satu tahun petani mampu tiga kali panen meski telah melalui pelbagai upaya keras. Betapa tidak, lahan yang difungsikan untuk menanam adalah rawa.
"Syukur tahun ini kami bisa panen tiga kali. Kami sangat berterima kasih dengan adanya program ini di wilayah kami," kata dua orang petani Desa Kolam Kiri Dalam, Kecamatan Barambai, Hamid dan Purwanto.
Serasi merupakan program optimalisasi lahan rawa seluas 500 ribu hektare. Ini merupakan program andalan Kementerian Pertanian tahun ini. Saat ini terdapat tiga provinsi yang menjadi wilayah pengembangan yakni Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.
Provinsi Kalimantan Selatan ditargetkan 120 ribu hektare meliputi delapan kabupaten yakni Banjar, Tanah Laut, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Tabalong, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara. Saat ini tiga kabupaten telah sampai pada aktivitas konstruksi dan mulai penanaman, tepatnya di Banjar, Tanah Laut dan Barito Kuala.
"Program Serasi di Desa pak Hamit dimulai Mei 2019 ini telah menyelesaikan normalisasi saluran utama, optimalisasi saluran tersier, membangun pintu air, membangun gorong-gorong dan saluran konektor dengan total luas sawah yg aliri mencapai 300 hektare," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edi di Barito Kuala, Kamis (15/8).
Dalam diskusi dengan para petani, Sarwo Edi mengharapkan lahan sawah terus ditanam tiga kali dalam setahun. Terlebih dengan modernisasi pertanian seperti dengan menggubakan traktor roda dua, traktor roda empat, cultivator, transplanter, pompa air, hand sprayer, powertrasher, combine harvester, dryer, RMU serta alat lainnya telah menyentuh langsung ke lapangan.
"Saya harap program ini terus berjalan dengan baik. Bantuan alat ini merupakan stimulus untuk meningkatkan produktivitas yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Sarwo memotivasi.
Dirinya mengatakan bahwa dengan pengolahan tanah yang baik, tanam serentak dengan benih berlabel dan irigasi yang lancar mendukung produksi. Jika telah selesai panen serempak, petani diminta segera melakukan olah tanah dan tanam kembali.
"Untuk itu peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan aparat pertanian lain perlu ditingkatkan. Pembinaan dan pendampingan harus terus dilakukan agar kegiatan tanam ini terus menghasilkan," lanjutnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edi
Sarwo juga mengingatkan agar semua aktivitas dijalankan paralel untuk mencapai penyelesaian tepat waktu. Manfaatkan dana yang telah dicairkan, melalui penggunaan alat ekskavator maupun padat karya.
"Manfaatkan tenaga kerja petani untuk secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan. Saya juga menghimbau Dinas Pertanian, Gapoktan dan UPKK, mampu menyelesaikan administrasi dengan cepat, tepat dan sesuai aturan yang ada," tekan Sarwo.