Jumat 16 Aug 2019 18:01 WIB

Mahfud MD: Ada Orang Radikal dari Arab Bawa Dana ke RI

Mahfud MD menyebut info yang diterimanya, banyak orang radikal dari Arab lari ke RI.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Hasanul Rizqa
Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengaku mendapatkan informasi tentang adanya orang-orang yang berpaham radikalisme dari Arab Saudi. Mereka ini hendak menuju ke Indonesia dengan membawa sejumlah dana dalam jumlah yang besar untuk mendukung gerakan radikalisme di Tanah Air.

"Sekarang ada info di Saudi Arabia itu terjadi penangkapan-penangkapan terhadap orang radikal. Sudah banyak tertangkap. Tapi, yang belum tertangkap itu banyak yang akan lari ke Indonesia dengan bawa jutaan dolar," ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu di Jakarta Selatan, Jumat (16/8).

Baca Juga

Dia menduga, uang sebanyak itu akan dipergunakan untuk mendukung gerakan radikal yang ada di Indonesia. Karena itu, Mahfud menyebut Gerakan Suluh Kebangsaan menggelar diskusi kelompok terpumpun untuk membuat suatu perencanaan atau skenario dalam menghadapi mereka.

"Nah, itulah kita harus imbangi. Kita akan membuat skenario-skenario melalui diskusi terbatas hari ini. Ada ahlinya, tokoh Muhammadiyah Pak Haedar Nashir. Kemudian dari NU, ada Gus Solah," jelasnya.

Diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) itu akan merancang strategi apa saja yang akan digunakan dalam setiap skenario yang ada. Diharapkan strategi itu dapat menjadi masukan untuk penyelengara negara.

photo
Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD (tengah) bersama sejumlah tokoh bangsa memberikan ketengan pers tentang kasus hoax dan politik identitas dalam Pemilu 2019, di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

"Ini kan dilihat dulu petanya gimana, maka ada BIN (Badan Intelijen Negara) ini. Mana petanya. Sesudah itu, skenario yang ada kita buat strateginya. Baru nanti kita melangkah sendiri kepada negara, harusnya gini, melakukan apa itu nanti akan diketahui dari skenario ini," terang dia.

Gerakan Suluh Kebangsaan diketahui membuat perencanaan skenario untuk menghadapi gerakan radikalisme di Indonesia melalui FGD. Dengan adanya skenario itu, harapan gerakan ini adalah negara dapat mengimbangi paham radikalisme yang dipandang semakin menyebar di tengah masyarakat Indonesia.

"FGD diikuti tidak lebih dari 15 orang pakar di bidangnya masing-masing. Pakar di bidangnya masing-masing untuk membuat skenario planning dalam rangka menghadapi radikalisme," ucap Mahfud.

Dia menyebut, radikalisme dalam konteks ini ialah suatu gerakan yang ingin mengganti sistem dan ideologi yang sudah mapan dan disepakati bersama di Indonesia dengan cara-cara yang nirdemokratis. Gerakan Suluh Kebangsaan disebutnya menolak perubahan dengan cara demikian.

"Apakah kita antiperubahan? Tidak. Kita sadar perubahan itu harus dilakukan. Tapi perubahan kita adalah perubahan gradual. Sistem sudah mantap diperbaiki, berdasar sistem itu, yaitu sistem negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila," tutur Mahfud.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement