Sabtu 17 Aug 2019 07:51 WIB

Prancis Serukan Akhiri Pertempuran di Idlib

Pesawat Rusia dan Suriah menyerang daerah pemberontak di sekitar Idlib.

Rep: Rossi Handayani / Red: Budi Raharjo
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis menyerukan pada Jumat (16/8) untuk segera mengakhiri pertempuran di kota Idlib, Suriah.  Kementerian luar negeri Prancis menyatakan mereka mengutuk serangan udara khusus di kamp-kamp pengungsi.

Selama sepekan terakhir, tentara Suriah telah maju menuju kota Khan Sheikhoun di Idlib. Sebuah gerakan yang bisa mengelilingi bagian selatan kantong pemberontak.

PBB dan badan-badan bantuan telah memperingatkan bencana kemanusiaan baru di Suriah barat laut. Presiden Suriah, Bashar al-Assad telah berhasil merebut kembali sebagian besar negara itu, menghancurkan kantong-kantong pemberontak di semua kota besar dan mengusir mereka dari selatan.

Sebagian besar provinsi Idlib dan sebagian Hama, Aleppo, dan Latakia dikendalikan oleh Hay'et Tahrir al-Sham, sebuah kelompok bersenjata yang dipimpin oleh bekas afiliasi Alqaidah Suriah. Wilayah itu seharusnya dilindungi dari serangan besar-besaran pemerintah oleh kesepakatan Turki-Rusia, yang terjadi pada September di Rusia.

Namun kesepakatan itu goyah, dan pasukan Suriah bersama dengan Rusia, telah meningkatkan pemboman mereka di sana sejak akhir April. Pemerintah Presiden Suriah, menuduh Turki mengingkari kesepakatan, yang menyediakan zona penyangga hingga 20 km antara kedua belah pihak bebas dari persenjataan berat dan sedang.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memerintahkan penyelidikan terhadap penghancuran rumah sakit, sekolah dan fasilitas lainnya di Idlib, daerah yang dikuasai pemberontak besar terakhir di Suriah. Dewan penyelidikan internal akan menyelidiki kerusakan fasilitas di daerah itu.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Guterres, mengutip serangkaian insiden di Suriah barat laut, sejak Rusia dan Turki menandatangani memorandum pada September 2018 tentang stabilisasi zona deeskalasi Idlib. Pesawat-pesawat Rusia dan Suriah terus menyerang daerah-daerah pemberontak di sekitar Idlib. Rumah sakit, sekolah, dan institusi lain telah terkena dampaknya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement