REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memcetak 83.458.360 kader bela negara pada 2019. Penanaman nilai-nilai bela negara dipercaya ampuh untuk menangkal ancaman degradasi terhadap Pancasila.
"Upaya ini dapat mewujudkan SDM Indonesia unggul yang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban, taat pada aturan hukum, disiplin, serta bekerja profesional sesuai bidang pengabdiannya," ujar Menhan, Ryamizard Ryacudu, melalui keterangan persnya, Sabtu (17/8).
Menurut Ryamizard, SDM unggul adalah manusia Indonesia yang lahir dan tumbuh dalam kondisi kesehatan yang baik, mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan memiliki karakter kuat. Dengan begitu, mereka siap bersaing di tengah situasi global yang kompetitif.
Sementara itu, kata dia, Kemhan juga terus meningkatkan program pembangunan SDM Pertahanan Negara dengan berbagai cara. Beberapa di antaranya adalah penanaman nilai-nilai bela negara dan pemberian pendidikan kepada seluruh pegawai Kemhan dan prajurit TNI.
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk membentuk generasi Smart ASN demi terwujudnya birokrasi kelas dunia. Ia mengatakan, generasi tersebut harus memiliki delapan karakteristik, yaitu integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, memiliki kemampuan IT, dan bahasa asing, hospitality, networking, serta enterpreneurship.
“Dengan demikian, semangat membangun SDM yang kita lakukan akan dapat mewujudkan keberhasilan berupa prestasi-prestasi bagi bangsa Indonesia yang pada akhirnya menjadikan Indonesia maju di mata dunia," tuturnya.
Ryamizard juga mengatakan, salah satu keberhasilan Kemhan dan TNI adalah telah melaksanakannya penanaman lima nilai bela negara di seluruh wilayah Indonesia.
Penanaman kesadaraan bela negara, kata dia, tentunya berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dalam mendukung pembangunan nasional dalam membangun SDM yang unggul untuk Indonesia maju.