REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, Sabtu (17/8). Mereka mengincar dua fasilitas milik kelompok Hamas.
"Serangan itu dilakukan sebagai respons atas roket yang diluncurkan dari Gaza awal malam ini," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Belum ada laporan apakah serangan itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa atau luka. Sementara itu Hamas menyebut serangan Israel ke Gaza bertujuan mengalihkan perhatian atas kekerasan yang terjadi di Tepi Barat baru-baru ini.
"Serangan Israel adalah pesan eskalasi dan agresi yang dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari tindakan heroik di Tepi Barat, yang telah membingungkan perhitungan musuh serta memperdalam krisis internal," ujar juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, dikutip laman Times of Israel.
Tindakan heroik yang dimaksud Hamas adalah penikaman terhadap seorang remaja Israel hingga tewas. Pelaku diketahui bernama Nasir Asafra dan Qassem Asafra. Menurut tentara Israel, keduanya merupakan anggota Hamas.
Menurut Hamas aksi penikaman itu merupakan wujud kemarahan. "Kemarahan bangsa kami meningkat dan insiden penikaman adalah respons terhadap penyerangan berulang-ulang di Masjid Al-Aqsa serta kejahatan pendudukan yang sedang berlangsung," ujar Hamas.
Saat perayaan Idul Adha lalu, jamaah Masjid Al-Aqsa terlibat keributan dengan polisi Israel. Kejadian itu dipicu oleh pemukim Yahudi yang menggeruduk masuk ke kompleks suci ketiga umat Islam tersebut. “Sejak pagi, lebih dari 1.729 pemukim Yahudi telah memasuki kompleks (Al-Aqsa), “ ungkap juru bicara Otoritas Endowmen Keagamaan Yerusalem Firas Al-Dibs.
Menurut Al-Dibs, para pemukim Yahudi itu memperoleh dukungan dari personel kepolisian Israel. Mereka menggunakan gas air mata, peluru karet, dan pentungan untuk membubarkan umat Muslim agar memberi jalan kepada para pemukim Yahudi untuk menyelesaikan ritual ibadah mereka di sana.