Senin 19 Aug 2019 05:15 WIB

Akuisisi Holcim, Perkuat Daya Saing Semen Indonesia

Holcim berada di tiga besar dalam peta persaingan industri semen nasional.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja mengangkat karung semen dari mobil untuk didistribusikan ke atas kapal di pelabuhan Muaro Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/11/2018).
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Pekerja mengangkat karung semen dari mobil untuk didistribusikan ke atas kapal di pelabuhan Muaro Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dinilai cukup siap menghadapi perdagangan bebas. Kesiapan tersebut tercermin dari penguasaan pangsa pasar. Setelah mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), pangsa pasar Semen Indonesia pun semakin meluas. 

Posisi Holcim di Industri semen nasional diyakini dapat turut memperkuat daya saing Semen Indonesia Group di tengah persaingan bebas. Seperti diketahui, Holcim berada di tiga besar dalam peta persaingan industri semen nasional. 

"Kita tahu selama ini posisi Holcim di pasar juga cukup kuat, sehingga bergabungnya Holcim ke Semen Indonesia tentu sangat menguntungkan. Daya saing akan semakin kuat,” ujar Pengamat Pasar Modal, Hariyajid Ramelan.

Hariyajid menilai langkah akuisisi yang dilakukan Semen Indonesia saat Holcim masih dalam keadaan merugi sudah tepat. Dalam logika bisnis memang upaya akuisisi (buy) yang baik adalah di saat harga murah, yaitu ketika kondisi perusahaan yang mau dibeli belum dalam kondisi baik. 

Senada, Direktur Utama Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, mengatakan penguasaan pasar menjadi salah satu kunci utama dalam persaingan bebas di era sekarang ini. Meski demikian, Hans juga mengingatkan agar cost yang telah dikeluarkan untuk memperbesar pangsa pasar itu dapat segera disesuaikan dengan potensi bisnis di masa mendatang. 

Hans mengatakan Semen Indonesia Group tetap harus memperhatikan tekanan yang mungkin dihadapi oleh industri semen ke depan. Hnas mengakui, langkah akuisisi untuk memperluas pangsa pasae akan mendapatkan respons yang positif dari investor. Namun, menyiapkan strategi pun perlu dilakukan. 

"Perlu segera ada growth secara penjualan agar cost yang telah dikeluarkan untuk memperbesar pasar tadi terbayar,” kata Hans.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement