REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui 30 persen rumah susun (rusun) yang dibangun di Jakarta kosong tak berpenghuni. Kosongnya rusun ini bukan berarti tidak laku dijual, tetapi banyak mereka membeli hanya untuk investasi atau mereka menyewa rusun tapi keluar akibat pihak pengelola yang semena-mena.
"Inilah yang menyebabkan salah satu alasan kenapa sektor rusun di Jakarta tidak berkembang. Karena kepuasan penghuninya rendah, sedangkan mereka yang membeli hanya sekedar untuk investasi bukan untuk ditinggali," kata Anies kepada wartawan Ahad kemarin.
Untuk mengembalikan minat warga Jakarta terhadap rusun ini, Anies sedang menyempurnakan satu Peraturan Gubernur, yakni nomor 132 tahun 2018 tentang Pembinaan Pengelolaan Rumah Susun Milik. Anies akan menambah aturan untuk mengetatkan soal kepemilikan dan mengatur pihak pengelola agar tidak semena-mena dengan penghuninya.
"Kita sedang revisi tambahan Pergub ini, untuk menaklukkan ketidakadilan yang ada dan berlaku di rumah susun," ujarnya.
Sebelumnya Anies memdapatkan masukan soal peminat rumah susun milik (rusunami) DP 0 persen adalah warga termasuk pemilik kendaraan mewah. Akan tetapi, ia menjamin tahap pertama rusunami tanpa uang muka di Klapa Village tepat sasaran sesuai kriteria.
Anies menyebut Kendati diminati kalangan pemilik kendaraan mewah, ia melihat, bukan berarti ada penyimpangan dalam pemberian rusunami DP 0 persen. Para pendaftar bisa siapa saja, tetapi tetap diverifikasi sesuai persyaratan.
Di sisi lain, di Jakarta muncul kasus warga di Apartemen Mediteranian Palace yangsudah lebih 25 hari harus hidup tanpa air dan listrik. Fasilitas air dan listrik harus diputus oleh pihak pengelola apartemen karrna terkait sengketa kepengurusan, dan berimbas pada para penghuninya.
Terkait hal ini, Anies mengingatkan keras kepada pihak pengelola yang berbuat semena-mena kepada para penghuni apartemen tersebut. "Nanti akan kita siapkan aturan, mereka (pengelola) yang memadamkan listrik akan dicabut izin usahanya," kata Anies mengingatkan.