Senin 19 Aug 2019 12:57 WIB

Presiden Donald Trump tak Ingin AS Berbisnis dengan Huawei

Presiden Trump tak ingin berbisnis dengan Huawei karena alasan keamanan nasional.

Trump blokir Huawei.
Foto: Republika.co.id
Trump blokir Huawei.

REPUBLIKA.CO.ID, MORRISTOWN -- Presiden AS Donald Trump pada Ahad (18/8) mengatakan ia tidak ingin Amerika Serikat (AS) berbisnis dengan perusahaan China, Huawei. Sekalipun pemerintah AS mempertimbangkan apakah akan memperpanjang masa tenggang buat perusahaan tersebut.

Reuters dan media lain pada Jumat (16/8) melaporkan Departemen Keuangan AS diperkirakan memperpanjang penangguhan hukuman yang diberikan kepada Huawei Technologies Co Ltd yang mengizinkan perusahaan China itu untuk membeli pasokan dari perusahaan AS sehingga perusahaan tersebut bisa melayani konsumen yang ada.

Baca Juga

"Izin umum sementara" itu akan diperpanjang buat Huawei selama 90 hari," tulis Reuters mengutip dua sumber yang mengetahui situasi tersebut.

Pada Ahad (18/8), Trump mengatakan kepada wartawan sebelum naik Air Force One di New Jersey bahwa ia tak ingin berbisnis dengan Huawei karena alasan keamanan nasional. "Pada saat ini, kelihatannya seakan-akan kami akan melakukan bisnis," kata Trump. "Saya tak mau berbisnis sama sekali sebab ini adalah ancaman keamanan nasional dan saya benar-benar percaya bahwa media telah meliputnya agak berbeda dengan itu."

Ia mengatakan ada beberapa bagian kecil bisnis Huawei yang dapat dikecualikan dari larangan yang lebih luas, tapi itu akan "sangat rumit". Ia tidak mengatakan apakah pemerintahnya akan memperpanjang "izin umum sementara".

Ketika berbicara pada Ahad pagi, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Larry Kudlow mengatakan Departemen Perdagangan akan memperluas proses perizinan Huawei selama tiga bulan sebagai isyarat "kepercayaan baik" di tengah perundingan dagang yang lebih luas dengan China.

"Kami memberi masa tenggang buat perusahaan kami selama tiga bulan," kata Kudlow dalam acara "Meet the Press" NBC.

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement