BEKASI, AYOBANDUNG.COM -- Wacana pemindahan Kota/Kabupaten Bekasi ke wilayah DKI Jakarta menjadi Jakarta Tenggara mulai menuai respons. Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna menilai Bekasi tidak perlu bergabung dengan provinsi lain, termasuk Bogor Raya atau DKI Jakarta.
“Lebih bagus Bekasi mandiri sebagai kota metropolitan baru yang kuat,” kata Yayat kepada ayobekasi.net, Senin (19/8/2019).
AYO BACA : Rayakan HUT RI, Bekasi Gelar Parade Sepeda
Dia menambahkan, Bekasi sudah menjadi kota metropolitan ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, yang jumlah penduduknya lebih banyak dari Bandung. Jika jadi kota mandiri, Bekasi bisa didukung oleh tujuh kota baru sepanjang koridor Bekasi hingga Cikampek.
“Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi bekerja sama saja, sudah jadi kota dan kabupaten kaya. Jangan gabung dengan DKI,” ujarnya.
AYO BACA : Kota Bekasi Resmikan Rumah Sakit Daerah Keempat
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi lebih memilih Kota Bekasi masuk menjadi bagian wilayah Pemerintah DKI Jakarta apabila dilakukan pemekaran wilayah. Hal itu terkait dengan rencana penggabungan 10 kota/kabupaten menjadi satu provinsi, yakni Bogor Raya yang digagas Walikota Bogor Bima Arya beberapa waktu lalu.
Sepuluh kota/kabupaten yang dimaksud adalah Kabupaten Bogor, Bogor Barat, Bogor Timur, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Meski begitu, Rahmat memastikan proses itu baru sebatas wacana dan menjadi bagian dari urusan politik.
“Masih jauh dan panjang prosesnya (ke arah perubahan menjadi Jakarta Tenggara). Terserah masyarakat saja mau apa tidak,” katanya.
AYO BACA : Soal Bogor Raya, Wali Kota Bekasi Lebih Pilih Jakarta