Senin 19 Aug 2019 14:27 WIB

Jokowi Panggil Diaspora Indonesia Kembangkan Riset

M Nasir menyebutkan, peran diaspora akan diperbesar untuk ikut memperluas jaringan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Indonesian Diaspora Network
Foto: diasporaindonesia.org
Indonesian Diaspora Network

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima 35 orang perwakilan diaspora Indonesia di Istana Merdeka, Senin (19/8). Rombongan diaspora yang tergabung dalam Inovator 4.0 ini dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko, politisi dan aktivis yang sempat tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dalam pilpres lalu.

Dalam pertemuan tertutup pagi tadi, Presiden menyampaikan keinginannya agar para diaspora Indonesia yang tersebar di seantero dunia untuk ikut berperan mengembangkan riset, inovasi, dan pendidikan di dalam negeri. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir menyebutkan, peran diaspora akan diperbesar untuk ikut memperluas jaringan di kalangan peneliti di luar negeri.

"Dalam network, bagaimana meningkatkan riset yang ada di Indonesia masuk kelas dunia yang bisa menghasilkan prototype dan inovasi," jelas Nasir usai mendampingi rombongan diaspora bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (19/8).

Menurutnya, perkembangan inovasi ini diharapkan akan memperbanyak hak paten yang dikunci oleh para peneliti dan ilmuwan Tanah Air. Jaringan diaspora di luar negeri juga diharapkan mampu memfasilitas periset merampungkan penelitiannya di laboratorium luar negeri, bila fasilitas dalam negeri belum tersedia.

"Nanti kami akan kirim ke sana supaya risetnya bisa menghasilkan riset yang mempunyai reputasi yang baik," katanya.

Nasir menyebutkan, pihaknya telah mengajukan tambahan dana abadi untuk riset hingga Rp 6 triliun dari sebelumnya Rp 5 triliun. Riset yang akan dikembangkan nanti, meliputi 10 bidang yang dibutuhkan industri, di antaranya, pangan dan pertanian, kesehatan dan obat-obatan, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, advance material di dalamnya nano-teknologi, bidang teknologi pertahanan, renewable energy, maritim, disaster management, serta sosial humaniora, kebudayaan, dan pendidikan.

Nasir menambahkan bahwa perluasan peran diaspora dalam pengembangan riset dan penambahan anggaran di dalamnya sudah diatur dalam UU nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional (Sinas) Iptek, Sistem Inovasi, Ilmu Pengetahuan, dam Teknologi.

Pendiri Inovator 4.0, Budiman Sudjatmiko menambahkan bahwa diaspora yang ia bawa bertemu dengan Presiden Jokowi hari ini memiliki latar belakang profesi beragam, mulai dari doktor ahli robotika, ahli kecerdasan buatan, bioteknologi, rekayasa genetika, hingga neuroscience.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement