Selasa 20 Aug 2019 06:16 WIB

Mendag: Perjanjian Dagang RI-Mozambik Diteken Pekan Ini

Mozambik dapat menjadi pintu masuk produk-produk Indonesia ke kawasan Afrika.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berdiskusi dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berdiskusi dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (12/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, menyebut segera  melakukan penandatanganan kerja sama perdagangan Preferential Trade Agreement (PTA)  Indonesia dan Mozambik pada pekan ini. Menurut Enggartiasto, Mozambik dipilih karena dapat menjadi pintu masuk produk-produk Indonesia ke kawasan Afrika.

"Kami sedang menunggu Menteri Perdagangan Mozambik dan izin dari Presiden Mozambik. Kita sama-sama sesuaikan jadwal," kata Enggar di Jakarta, Senin (19/8).

Baca Juga

Menurut dia, perjanjian perdagangan berupa PTA dipilih karena paling mudah disepakati. Mozambik, kata Enggartiasto juga belum siap untuk melakukan perjanjian dagang yang lebih kompleks dengan Indonesia.

Oleh sebab itu, pada tahap perjanjian pertama, keduanya memilih PTA untuk memulai kerja sama kedua negara yang fokus pada perdagangan barang. Menurut dia, Mozambil dapat menjadi hub di kawasan sehingga potensi pasar yang bisa diperoleh bukan hanya Mozambik.

"Jangan dilihat Mozambik-nya. Tapi dia hub dan menjadi pintu masuk," kata Enggartiasto.

Kendati demikian, pihaknya belum dapat menjelaskan nilai potensial perdagangan kedua negara. Sekaligus peluang pasar Afrika yang bisa didapatkan Indonesia lewat kerja sama dengan Mozambik.

Perjanjian dagang PTA Indonesia-Mozambik, menurut Enggartiasto, sifatnya sama seperti Indonesia-Cile CEPA yang telah disepakati. Secara pasar, Cile hanya memiliki 20 juta penduduk, namun, Cile menjadi pintu masuk produk Indonesia untuk tembus ke pasar Amerika Latin.

"Jadi banyak hal yang harus kita sikapi dalam perjanjian dagang karena kalau tidak, kita akan sulit," ujar dia

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement