Selasa 20 Aug 2019 06:35 WIB

Kapasitas Penuh, Inka Minta Pengiriman Kereta LRT Dipercepat

Setiap 24 jam Inka harus memproduksi satu setengah kereta dari kontrak LRT Jabodebek

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Rangkaian kereta LRT meninggalkan Stasiun Velodrome, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Rangkaian kereta LRT meninggalkan Stasiun Velodrome, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Inka) (Persero) Budi Noviantoro mengungkapkan saat ini kapasitas pabrik di Madiun mulai penuh. Untuk itu dia mengharapkan kereta lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek harus segera dikirim.

“Sekarang di sana (pabrik Inka di Madiun) sudah nggak cukup kapasitasnya. Makanya ini LRT kalau nggak segera dikirim, itu nggak bisa produksi lagi,” kata Budi di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (19/8).

Baca Juga

Budi menjelaskan saat ini, Inka setiap 24 jam penuh harus memproduksi satu setengah kereta dari kontrak LRT Jabodebek. Belum lagi pesanan kereta untuk Philippine National Railways untuk kereta diesel multiple unit (DMU), tiga lokomotif, dan 15 unit kereta penumpang.

Untuk itu, Budi menuturkan dengan pembuatan satu setengah kereta dari semua kontrak yang ada membutuhkan ruang cukup banyak di pabrik yang ada di Madiun. “Itu semua harus satu setengah kereta sehari. Nggak cukup kapasitasnya,” ujar Budi.

Untuk itu, saat ini Inka tengah membangun pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur seluas 80 hektare. Saat ini pembangunan tahap pertama baru dilakukan di 40 hektare luasan pabrik di Banyueangi.

Nah makanya kita ingin menambah kapasitas produksi dua sampai tiga kereta perhari. Kita memang memfokuskan di sana (Banyuwangi) untuk produksi ekspor, karena dekat pelabuhan,” jelas Budi.

Dengan begitu, Budi menjelaskan nantinya Inka akan memproduksi kereta lokomotif di pabrik yang berada di Madiun. Sementara itu, untuk pabrik di Banyuwangi akan memproduksi rangkaian yang berbasis listrik.

“Karena memang di sana (pabrik di Banyuwangi) semuanya baru, sistemnya baru. Desain kita juga ke depan sudah pakai alumunium,” tutur Budi.

Saat ini Inka sudah mengirimkan 50 kereta tipe meter gauge (MG) untuk Bangladesh Railway pada Januari 2019. Selanjutnya, pengiriman 200 kereta tipe broad gauge (BG) masih diproduksi dan dikirim bertahap sejak Juli 2019. Nilai kontrak ekspor Inka ke Bangladesh tersebut mencapai 100,89 juta dolar AS.

Inka juga saat ini sudah menandatangani kontrak pengadaan kereta untuk Philippine National Railways untuk kereta diesel multiple unit (DMU), tiga lokomotif, dan 15 unit kereta penumpang dengan nilai kontrak sebesar 57,1 juta dolar AS. Inka merencanakan pengiriman kereta untuk Filipina pada Desember 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement