Selasa 20 Aug 2019 13:48 WIB

Kawasan Ciayumajakuning Masuki Puncak Kemarau Hingga September

Masyarakat diimbau bijak memanfaatkan air tanah selama musim kemarau ini.

Rep: ayo bandung/ Red: ayo bandung
Kawasan Ciayumajakuning Masuki Puncak Kemarau Hingga September
Kawasan Ciayumajakuning Masuki Puncak Kemarau Hingga September

CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Suhu udara di Wilayah Cirebon diprakirakan akan terus meningkat bersamaan masuknya puncak musim kemarau saat ini. Masyarakat diimbau bijak memanfaatkan air tanah.

Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn menyebutkan, lima daerah di Wilayah Cirebon yang terdiri dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan kini sudah memasuki puncak musim kemarau.

"Puncak musim kemarau berlangsung pada Agustus-September," tuturnya.

Suhu udara maksimum di Wilayah Cirebon saat ini diketahui 35 derajat celcius. Suhu udara diprediksi akan terus meningkat sampai akhir September nanti.

Dia menyebutkan, suhu udara diprakirakan mencapai 37-38 derajat celcius pada akhir September mendatang.  Sepanjang puncak musim kemarau sendiri, suhu udara maksimum (panas) terjadi pada siang hari.

"Pada pagi hari, terkadang diwarnai potensi suhu dingin/minimum di bawah normal," cetusnya.

Selain diingatkan ihwal suhu panas yang diprakirakan akan menyengat melebihi bulan-bulan sebelumnya sepanjang kemarau, pihaknya juga mengingatkan potensi angin kencang yang bertiup menyertai puncak musim ini. Masyarakat pun diminta mewaspadainya.

Secara keseluruhan, masyarakat pun diimbau menjaga kondisi tubuh. Mengenakan jaket dan masker kala angin kencang pula diminta pihaknya dilakukan masyarakat mengingat banyak debu beterbangan.

"Masyarakat juga kami imbau lebih bijak menggunakan air tanah. Potensi kekeringan bisa semakin meningkat," ujarnya.

Selain itu, pihaknya mengimbau tak membuang puntung rokok sembarangan dan tak meninggalkan sampah yang dibakar. Cuaca panas dan kering, ditambah angin kencang, telah meningkatkan resiko kebakaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement