Rabu 21 Aug 2019 05:15 WIB

Petani Sigi Pertahankan Cara Tradisional Menanam Padi

Benih padi yang ditabur merupakan bibit pilihan.

Petani menanam padi di area persawahan.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Petani menanam padi di area persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, mempertahankan cara tradisional menanam padi sawah karena dinilai paling efektif. "Selama ini kami menanam padi sawah dengan cara tradisional yakni menabur langsung benih setelah lahan selesai dibajak," kata Zulkifli, seorang petani di Desa Porame, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Selasa (20/8).

Ia mengatakan sudah bertahun-tahun menggunakan cara menanam padi seperti itu dan hasilnya bagus. Menurut dia, yang penting, benih yang ditabur merupakan bibit pilihan. Artinya padi yang disiapkan untuk dijadikan benih kualitasnya bagus dan setelah ditanam menggunakan pupuk yang teratur sesuai dengan petujuk tehnis instansi berwenang.

Baca Juga

Hal senada juga disampaikan Rusmin, seorang petani di desa yang sama. Ia juga mengatakan menanam padi dengan cara menabur langsung ke sawah.

"Saya juga menaman padi dengan cara menabur langsung dengan catatan areal sawah sebelum ditanami dibajak dan dibersihkan dengan baik agar rumput tidak tumbuh bersamaan dengan padi," kata dia.

Hasilnya sama dengan petani yang menanam padi dengan cara menyemaikan benih lalu setelah sudah cukup umur, barulah dipindahkan atau ditanam kembali di sawah.

Ribuan petani di sejumlah desa di Kecamatan Biromaru, Dolo, Tanambulava dan Gumbasa di Kabupaten Sigi yang terdampak gempa bumi pada 28 September 2018 hingga kini tidak bisa menanam padi sawah. Areal persawahan hancur diterjang gempa dan likuefaksi serta jaringan irigasi rusak total.

Kebanyakan petani saat ini hanya menanam beberapa komoditi jangka pendek yang tidak membutuhkan banyak air. Komoditas yang sekarang ini dikembangkan di eks areal persawahan di tiga kecamatan di Kabupaten Sigi yang terdampak parah bencana alam tersebut adalah jagung, cabai, tomat, dan kacang-kacangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement