REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Hawqal adalah seorang geografer Muslim yang unik. Peta yang dihasilkannya memiliki nilai artistik yang tinggi, dengan skema gambar yang unggul.
Pada zaman itu, kompas sangat diperlukan untuk menentukan letak sebuah wilayah secara akurat. Peta yang dibuatnya begitu jelas. Ia menunjukkan perjalanannya melalui peta yang berisi petunjuk jalan dan kota-kota. Sayangnya, Ibnu Hawqal belum mencantumkan jarak antara satu kota dengan kota lainnya.
Peta yang dibuatnya kerap disebut sebagai Atlas Islam. Tak heran, jika peta yang diciptakan Ibnu Hawqal banyak di sadur orang dan dijadikan model lain Arab dan Persia. Ibnu Hawqal dalam risalahnya al-Masalik wa al-Mamalik, mengatakan, dalam perjalanan dari lembah Indus, Ibnu Hawqal bertemu dan Al- lstakhri.
Saat itu Al-Istakhri memberikannya pelajaran penting. Dia (Istakhri) menunjukkan saya peta geografis dalam karyanya, dan saya diminta memberi komentar,’‘ ungkap Ibnu Hawqal. Keduanya lalu bersepakat, Ibnu Hawqal diminta untuk melengkapi karya al- Istakhri itu.
Berkat sentuhannya, karya geografi yang dirintis Al-Istakhri itu menjadi lebih maju dan bagus. Ibnu Hawqal mengatakan, Saya telah menjelaskan semua mengenai bumi. Saya telah memberikan pandangan tentang provinsi-provinsi yang ada di wilayah dunia Islam.’‘ Ia menyadari satu hal yang kurang dari karyanya itu.
‘’Saya tidak melakukan pembagian iklim, untuk menghindari kebingungan.’‘
Menurut Ibnu Hawqal, dirinya telah mengilustrasikan setiap wilayah di peta. ‘’Saya telah menunjukkan posisi masingmasing, dibandingkan dengan negaranegara lain. Batas tanah, kota-kota, air sungai, danau dan kolam dengan permukaan yang berbeda-beda. Saya telah mengumpulkan semua yang pernah dibuat geografi baik untuk kepentingan raja atau orang, jelasnya. Semua itu membuktikan bahwa Ibnu Hawqal sebagai seorang geografer Muslim ulung di zamannya.