Selasa 20 Aug 2019 16:14 WIB

Sejumlah Ketua DPP tak Diundang Muktamar PKB

Lukman Edy mengatakan ia, Karding, dan sejumlah tenaga ahli Karding tak diundang.

Rep: Rizkyan Adiyudha, Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Ketua DPP PKB Lukman Edy
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Ketua DPP PKB Lukman Edy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) absen dalam muktamar partai di Nusa Dua, Bali, pada 20 hingga 22 Agustus ini. Ketidakhadiran mereka bukan lantaran berhalangan, tetapi memang tidak diundang oleh DPP PKB.

"Enggak ada, enggak ada. Saya di Jakarta saja nih," kata Ketua DPP PKB Lukman Edy saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (2/8).

Baca Juga

Kendati demikian, dia mengaku belum mengetahui pasti alasan dirinya dan sejumlah kader partai lain tidak diundang dalam muktamar di Bali. Dia menduga, hal itu lantaran adanya kedekatan antara mereka dan salah satu Ketua DPP PKB lainnya Abdul Kadir Karding. 

Lukman kemudian mengungkapkan jika Karding juga tidak diundang dalam Muktamar tersebut. Dia melanjutkan, sejumlah Tenaga Ahli dari departemen-departemen yang membantu Karding selama ini juga tidak mendapat undangan serupa. "Ya, mungkin kita dianggap mendukung Mas Karding," katanya. 

"Ya, sepertinya yang dekat Mas Karding dicurigai, terus tidak diundang ke Bali. Apa takut buat keributan yah? Padahal kita biasa-biasa aja hahaha," ujar Lukman.

Lukman menjelaskan, ia dan beberapa kader partai lainnya yang tak diundang karena masih ada dendam pascapemilihan presiden lalu. Menurutnya, masih ada aroma ketidakpuasan dalam penentuan calon presiden dan calon presiden pada pilpres 2019 lalu.

"Yang dikembangkan masih narasi tidak puas di Pilpres 2019. Soal penentuan calon presiden dan calon wakil presiden," katanya.

Lukman juga merasa, ia tak diundang karena konsep maupun tawaran langkah ke depan yang ia berikan ke partai. Contohnya, Lukman menawarkan adanya rekonsiliasi menyeluruh dengan melibatkan seluruh kader PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) yang berserakan.

Ia juga menawarkan optimalisasi peran dewan syuro, para kiai, yang punya sejarah kontribusi yang besar untuk lahir dan eksisnya PKB sampai sekarang. "Saya juga menawarkan soal kepemimpinan yang kolektif kolegial, penguatan demokrasi di internal. Kesemuanya dianggap mengganggu konsolidasi dan memperlemah kepemimpinan sekarang," tuturnya.

Seperti diketahui, Muktamar V PKB mengusung tiga isu utama yang dianggap penting yakni. Pertama, pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul, SDM yang berkarakter, berkualitas, dan berdaya saing.

Kedua, pengembangan ekonomi kerakyatan dalam rangka memberdayakan kaum mustadhafin, kaum yang lemah dan yang terlemahkan. Ketiga, pengembangan dakwah sosial dan kebudayaan untuk mewujudkan kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan yang damai yang berada. Muktamar diperkirakan bakal dihadiri sekitar 3.000 orang peserta ditambah dengan penggembira yang hadir memeriahkan muktamar sekitar 3.000 orang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement