REPUBLIKA.CO.ID, SAINT PAUL -- Anggota Kongres Demokrat dari Amerika Serikat (AS) Ilhan Omar dan Rashida Tlaib dengan tajam mengkritik Israel karena menolak mereka masuk ke negara itu dan Tepi Barat, Senin (19/8). Keduanya meminta sesama anggota Kongres untuk berkunjung.
"Saya akan mendorong kolega saya mengunjungi, bertemu dengan orang-orang yang akan kita temui, melihat hal-hal yang akan kita lihat, mendengar cerita yang akan kita dengar. Kita tidak bisa membiarkan Trump dan Netanyahu berhasil menyembunyikan kenyataan kejam pendudukan dari kita," kata Omar, dilansir Aljazirah.
Atas desakan Presiden AS Donald Trump, Israel menolak masuk kedua wanita Muslim itu atas dukungan mereka dalam gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi yang dipimpin Palestina. Tlaib dan Omar telah merencanakan mengunjungi Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki Israel dalam sebuah tur yang diselenggarakan oleh kelompok Palestina. Keduanya merupakan kritikus tajam terhadap perlakuan Israel terhadap Palestina.
Tlaib, seorang Palestina-Amerika kelahiran AS dari Michigan, juga telah merencanakan mengunjungi neneknya yang sudah lanjut usia di Tepi Barat. Pejabat Israel kemudian mengatakan dia bisa mengunjungi neneknya.
Menteri Dalam Negeri Israel Aryeh Deri mengatakan, Tlaib telah meminta dan diberi izin untuk memasuki Tepi Barat yang diduduki untuk melihat neneknya yang sudah lanjut usia. Kantor Deri merilis surat yang disebut berasal dari Tlaib, yang berjanji menghormati pembatasan perjalanan selama kunjungannya.
Namun setelah pengumuman itu, Tlaib menyatakan melalui Twitter dia tidak akan membiarkan Israel menggunakan cintanya kepada neneknya, untuk tunduk pada kebijakan yang menindas dan rasialis. Pengumuman itu mendorong tagar #MyPalestinianSitty menjadi populer, dengan warga Palestina dan lainnya berbagi cerita tentang nenek mereka.
"Ini adalah #MyPalestinianSitty saya tidak ada yang bisa mengacaukannya. Dia bangga karena berasal dari #BeitHanina dan adalah seorang wanita yang tegas," cicit Tlaib dengan foto neneknya.
Tlaib dan Omar pada Senin, bergabung dengan penduduk Minnesota yang menyatakan mereka secara langsung terpengaruh oleh pembatasan perjalanan di masa lalu. Diantara mereka termasuk seorang Amerika-Palestina, Lana Barkawi yang mengeluh dia tidak pernah bisa mengunjungi tanah air orang tuanya.
Juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley terus mengkritik dua anggota kongres tersebut. "Rashida Tlaib dan Ilhan Omar memiliki sejarah komentar anti-Semit yang terdokumentasi dengan baik, unggahan media sosial anti-Semit dan hubungan anti-Semit," katanya dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan Israel memiliki hak mencegah orang-orang yang ingin menghancurkan mereka memasuki negara itu. "Permintaan Kongres yang sia-sia dari Demokrat di sini di Amerika tidak dapat mengubah hukum yang telah disahkan Israel untuk melindunginya," ucapnya.
Dua wanita anggota kongres itu merupakan bagian dari 'squad' empat pendatang baru di House, yang semuanya wanita kulit berwarna. Trump telah menyasar mereka pada serangkaian tweet rasis bulan lalu, di mana ia meminta mereka kembali ke negaranya.