Rabu 21 Aug 2019 14:01 WIB

Ini Pembagian Kekuatan Brimob pada 3 Kota di Papua Barat

Brimob dikerahkan ke tiga kota di Papua Barat, yakni Manokwari, Sorong, dan Fakfak.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Personel Brimob Polda Sultra yang diperbantukan Monokwari, Papua Barat.
Foto: Antara/Jojon
Personel Brimob Polda Sultra yang diperbantukan Monokwari, Papua Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri menyiagakan personel Brimob yang diperbantukan dari sejumlah kepolisian daerah di dua kota di Papua Barat, yakni Manokwari dan Sorong. Sementara untuk pengamanan di Fakfak, kepolisian masih mengandalkan kekuatan Polda Papua Barat dan Polres Sorong. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menerangkan pembagian kekuatan Brimob di tiga kota tersebut. Sebanyak 570 personel Brimob dari tiga kepolisian daerah ditugaskan menjaga situasi keamanan di Manokwari, Papua Barat, Rabu.

Baca Juga

Berdasarkan data dari Polri, jumlah pasukan yang diturunkan di Manokwari per Rabu (21/8) yakni Brimobda Sulut sejumlah 190 personel, Brimobda Maluku sejumlah 190 personel, kemudian Brimobda Sultra  sejumlah 190 personel. "Perkembangan situasi kamtibmas di Manokwari hari ini, pasukan Brimob dari Polda Suawesi Utara, Polda Maluku, dan Polda Sulawesi Tenggara masing-masing 190 personel diperbantukan untuk menjaga keamanan di Manokwari," kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (21/8).

Di Kota Sorong, sebanyak 390 personel Brimob dari Polda Sulawesi Selatan dan Polda Bali disiagakan. Personel bantuan yang dikirim ke Sorong adalah Brimobda Sulsel sejumlah 200 personel, dan Brimobda Bali sejumlah 190 personel. 

Penurunan personel di Manokwari dan Sorong menyusul kerusuhan pada Senin (19/8) dan Selasa (20/8). Menurutnya, situasi keamanan di Manokwari dan Sorong secara keseluruhan telah kondusif dan kegiatan masyarakat pun telah normal kembali.

"Sudah ada kesepakatan masyarakat hari ini sudah tidak ada lagi yang turun ke jalan," katanya.

Ia menyebutkan kondisi yang kondusif ini merupakan hasil kerja sama seluruh elemen masyarakat, TNI-Polri, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi di bawah gubernur, pangdam, kapolda, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan kepala suku yang bersama-sama menghentikan upaya anarkis. 

Selain ditugaskan untuk menjaga keamanan, TNI-Polri bekerja sama dengan pemda setempat dibantu masyarakat membersihkan sisa-sisa aksi pembakaran dan perusakan di sejumlah lokasi di Manokwari dan Sorong. "Sudah ada kesepakatan masyarakat hari ini sudah tidak ada lagi yang turun ke jalan, aparat keamanan, Polri , TNI dan pemda serta masyarakat membersihkan sisa-sisa kejadian kemarin," ucap Dedi Prasetyo. 

Sementara di Fakfak yang terjadi ricuh pada pagi tadi, kepolisian masih mengandalkan polda dan Polres setempat. “Di Fakfak insyaAllah masih bisa ditangani Polda dan Polres setempat," kata dia. 

Kendati demikian, Dedi mengatakan, Polri juga mulai menggeser Pasukan dari Sorong ke Fakfak sebagai bantuan terkait kericuhan di Fakfak tadi pagi. Pasukan BKO asal Brimob Polda Sulawesi Tenggara digeser dari Sorong. 

Pergeseran itu dimulai pada Rabu (21/8) pagi. Kehadiran aparat sendiri diklaim Dedi hadir demi menjamin keamanan bersama masyarakat. "Pendekatan persuasif. Polri dan TNI tak dibekali peluru tajam," ucap Jenderal Bintang Satu itu. "Situasi hasil konfirmasi siang ini wilayah Fakfak dapat dikendalikan rekan TNI Polri dan justru sebagian masyarakat mendukung langkah aparat keamanan untuk menciptakan situasi kondusif," kata dia. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement