Rabu 21 Aug 2019 14:29 WIB

Pesan Antirasisme Rasulullah SAW Saat Haji Wada

Rasulullah SAW menyatakan manusia sejajar.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin melambaikan tangan kepada sejumlah peserta pada Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin melambaikan tangan kepada sejumlah peserta pada Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin, memaparkan tentang pentingnya menjaga lisan. Terkadang manusia sering tidak peduli dan tidak hati-hati dengan apa yang diucapkan sehingga mudah mengeluarkan kata-kata yang sebetulnya bisa menyakiti orang lain.

"Kita ini masih sangat memerlukan pendidikan untuk menjaga lisan. Dalam Islam, Nabi SAW selalu mengingatkan kita bahwa Muslim yang benar adalah Muslim yang bisa menyelamatkan orang lain dari tangan dan lidahnya," ujar wakil sekretaris jenderal Majelis Ulama Indonesia itu kepada Republika.co.id, Rabu (21/8).

Baca Juga

Apalagi, Zaitun mengingatkan, penyebab terbanyak masuk neraka yakni akibat lidah. Karena itu, dia mengajak umat Muslim untuk mengontrol lidah dengan memulainya dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Para orang tua harus memberi contoh dan tidak sembarang mengeluarkan kata-kata kepada anaknya.

"(Jika sembarang berucap), ini kan nanti anak itu akan menganggap remeh, akhirnya mereka dengan teman-temannya kalau marah sedikit lalu keluar kata-kata yang tidak benar. Ini persoalan yang sangat penting," kata dia.

Zaitun juga menyadari masih ada persoalan komunikasi di dalam bangsa ini. Menurutnya bangsa Indonesia perlu mengembalikan budaya komunikasi yang baik di masa lampau. Yaitu komunikasi yang di dalamnya terdapat rasa saling menghormati dan saling menyayangi serta rasa kekeluargaan.  

"Jadi harus ada kesadaran nasional. Melakukan komunikasi yang formal maupun informal sesama anak bangsa," tutur dia.

Zaitun mengingatkan soal penghormatan kepada manusia. Dalam ajaran Islam, manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah SWT dan merupakan ciptaan terbaik. 

"Apapun bangsanya, warna kulitnya, mereka adalah manusia. Tidak boleh kita arahkan ucapan-ucapan yang merendahkan derajat kemanusiaannya," ucap dia.

Meski seseorang karena perbuatannya kemudian dipandang buruk oleh orang lain, bahkan oleh Allah sekalipun, tetap saja sesama manusia tidak pantas memberikan predikat atau julukan yang buruk. "Yang seperti sekarang ramai disebut istilah rasis itu. Ini tidak boleh dan Islam menjunjung tinggi itu," jelasnya

Dia menekankan wasiat Rasulullah SAW saat haji wada bahwa semua manusia berasal dari satu bapak moyang yakni Adam. Semua manusia berasal dari Adam dan Adam dari tanah. Sehingga tidak seharusnya sesama manusia melontarkan kata-kata yang buruk.

"Jadi mau Papua, China, Eropa, apapun itu, mereka adalah manusia. Jadi enggak boleh (mengeluarkan) kalimat rasis itu. Kalau ada perbuatan buruk, kita nasehati dengan cara terbaik," kata Zaitun.

Zaitun juga menyoroti persoalan yang terjadi terkait warga Papua di beberapa daerah di Jawa Timur. Ketidaksukaan atas suatu perbuatan jika memang itu benar terjadi, tidak seharusnya ditindaklanjuti dengan mengedepankan emosi.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement