Rabu 21 Aug 2019 14:37 WIB

MUI Minta Ricuh Papua Diselesaikan Secara Kultural

MUI mengingatkan ricuh Papua jangan diseret ke urusan politik.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Kondisi gedung Majelis Rakyat Papua yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/02/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Kondisi gedung Majelis Rakyat Papua yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/02/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta semua unsur masyarakat bekerjasama mendingikan suasana di Papua. Hal tersebut penting untuk meredam aksi ricuh susulan di Papua dan Papua Barat.

"Bagaimana setiap elemen masyarakat mempunyai fungsi integratif untuk mendinginkan suasana," kata Ketua MUI Bidang Infokom, KH Ahmad Baidowi, kepada Republika.co.id, di Jakarta, Rabu (21/8).

Baca Juga

Ahmad mengatakan, Pimpinan MUI pusat juga akan segera memerintahkan kepada MUI di Provinsi Papua dan Papua Barat untuk melakukan fungsi-fungsi sosial dan cultural serta jangan sampai persoalan ini dibawa-bawa ke urusan politik. "Tapi bawalah keurusan-urusan yang kohesinya itu lebih sosial, persaudaraan, kebinekaan dan seterusnya," katanya.

Wakil Sekjen MUI, Ustaz Zaitun Rasmin, mengatakan persoalan di Papua ini memang awalnya masalah kecil. Namun, perlu kearifan dalam melihat masalah tersebut agar tidak menjadi masalah yang lebih besar.  

Untuk mengatasi masalah ini, kata dia, pimpinan MUI telah sepakat agar semua pihak, terutama yang berkepentingan dalam masalah ini memaksimalkan komunikasi dan mediasi.   

"Dua hal ini komunikasi dan mediasi harus benar-benar selalu kita hidupkan yang menjadi salah satu budaya kita yang begitu luas," katanya.  

Untuk itu MUI berharap kedepan, masalah komunikasi dan mediasi dalam menyelesaikan persoalan, akan lebih baik lagi. 

Menurut dia, untuk dapat menyelesaikan masalah di Papua ini perlu ada komunikasi yang lebih cair, dari segenap anak bangsa. "Dan lebih spesifik lagi bagaimana dengan saudara-saudara kita Papua dengan yang lainnya," katanya. 

Menurutnya, komunikasi yang lebih cair juga bisa dilakukan di Papua bisa juga di daerah-daerah lain di Indonesia. Sehingga rasa persatuan dan kesatuan antara sesama anak bangsa lebih terasa. "Jadi dalam waktu dekat ini harus ada mediasi-mediasi yang Insya Allah dengan mediasi ini dapat menyelesaikan persoalan," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement