REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naga Bonar Reborn menawarkan kisah yang berbeda dengan film karya MT Risyaf rilis tahun 1987 dengan judul Naga Bonar. Film produksi Gempita Tjipta Perkasa (GTP) yang menjadikan Gading Marten sebagai pemain utama itu menggunakan naskah karya Asrul Sani.
Di mata Mutiara Sani sebagai istri penulis naskah Naga Bonar, Naga Bonar Reborn tetap membawa nilai yang sama dengan tayangan pendahulunya. Nilai dan nyawa yang diberikan tetap membawa sifat kepahlawan dan mencintai Tanah Air.
Menurut Mutiara, Naga Bonar Reborn arahan Dedi Setiadi akan tetap menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan dari naskah asli karya almarhum suaminya. Hanya saja, pada kesempatan kali ini, pesan itu dikemas dengan nilai-nilai yang lebih bisa diterima oleh generasi masa kini.
Mutiara menjelaskan, meski berkisah seputar perjuangan melawan penjajahan, Naga Bonar adalah kisah rekaan dengan tokoh-tokoh yang diciptakan ulang mengikuti cerita yang banyak berkembang di masyarakat pada masa itu.
"Yang itu memang bagus untuk masa itu, yang sekarang muncul ini memang untuk milenial. Saya ketikkan naskahnya itu, jadi saya tahu jiwa Naga Bonar," kata Mutiara.
Mutiara mengatakan, dia ikut membantu suaminya dalam membuat naskah Naga Bonar. Keterlibatan itu membuatnya mengetahui seluk-beluk tentang cerita dan karakter yang ingin disampaikan.