Rabu 21 Aug 2019 23:35 WIB

Wiranto: Saya ke Papua Kobarkan Rasa Empati

Wiranto geram dengan pihak-pihak yang memanas-manasi keadaan.

Menko Polhukam Wiranto (kanan) didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kiri) memberikan keterangan pers seusai Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Tingkat Menteri di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menko Polhukam Wiranto (kanan) didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kiri) memberikan keterangan pers seusai Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Tingkat Menteri di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purnawirawan)Wiranto menyebutkan keberangkatannya ke Papua untuk mengobarkan rasa empati dan rasa kedamaian kepada masyarakat Papua. Ia ingin semua unsur bersatu sebagai bangsa.

"Saya ke Papua juga mengobarkan rasa empati, rasa kedamaian, ajak lagi ayo kita bersatu sebagai bangsa. Yang rugi siapa kalau kita bertengkar, yang rugi kita kok," kata Wiranto usai Rakor Tingkat Menteri yang membahas Persiapan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Menurut dia, persaingan yang ada bukan antara sesama anak bangsa, antarsuku dan lainnya. Namun, masyarakat Indonesia harus bersatu dan bersama-sama menghadapi persaingan.

"Persaingan kita bukan antarkita bukan antarsuku. Kita sudah menyatu sejak 28 Oktober 1928, sudah bersatu, berikrar, bersumpah dan itu sumpah setia, sampai sekarang itu harus kita rawat," kata Wiranto.

Ia mengaku tidak suka melihat anak-anak bangsa justru memanasi situasi yang sudah berjalan kondusif dengan menyebar berita hoaks dan membuat berita viral yang negatif.

"Sudah waktunyalah kita sekarang menyatukan bangsa kita. Saya kesana juga bukan ngompori tapi justru kita mencoba merayu dan merangkul kita sama-sama hidup dalam NKRI ini," tutur mantan Panglima ABRI ini.

Purnawirawan jenderal bintang empat ini mengimbau kepada masyarakat Papua untuk tenang, saling menjaga kedamaian dan saling maaf memaafkan.

"Jangan dikompor-kompori lagi, ya. Sudah selesai masalahnya, ada kesalahpahaman, sudah ada minta maaf tinggal diterima maafnya sampaikan kepada masyarakat, kita kembali bersatu sebagai bangsa. Kalau masing-masing emosi ya, seperti anda sekalian juga jangan mengobarkan emosi itu, tapi mengobarkan kesabaran kedamaian," katanya

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement