REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bioskop XXI Taman Ismail Marzuki (TIM) akan masuk rencana revitalisasi tahap kedua pusat kebudayaan di Jakarta tersebut. Rencananya, proses revitalisasi akan dimulai awal Januari 2020 sampai pertengahan 2021.
“Terkait sinema akan masuk dalam rencana pembangunan tahap kedua,”ujar Project Director Taman Ismail Marzuki (TIM) dari PT Jakpro, Lucky Ismayanti di Kedai Sirih Merah, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (21/8).
Kendati, telah memastikan bisokop TIM akan dibangun kembali, ia masih belum bisa menjamin XXI akan kembali menjadi brand bioskop tersebut, karena pihaknya masih dalam proses penyeleksian brand. Kedepannya, bisokop tersebut juga direncanakan digabungkan dengan pusat film yang akan memutar karya - karya dari seniman lokal.
Pada tahap kedua ini, kata dia, Jakpro akan fokus meningkatkan kualitas interior dan exterior yang sudah ada. Peningkatan tersebut, akan meliputi peningkatan sound system, peralatan – peralatan di Planetarium, melakukan penataan interior dan exterior Graha Bhakti Budaya dan asrama seni budaya di belakang Teater Jakarta.
“Kami akan lakukan upgrading dari bangunan yang existing. Kita akan upgrade interior dan exteriornya,”kata dia.
Sementara, untuk tahap revitalisasi pertama yang sudah dimulai Juli lalu, akan menyasar pembangunan gedung parkir, taman bagian depan, perpustakaan dan pembangunan masjid, relokasi masjid yang ada saat ini.
“Kontraktor masih mengerjakan persiapan pengerjaan dan menunggu demolisis aset yang terdampak ,” kata dia.
Ia mengatakan, revitalisasi tahap pertama akan akan rampung Desember 2020. Sementara, secara keseluruhan proses revitalisasi memakan waktu selama dua tahun dimulai sejak pertengan 2019 dan akan rampung pertengahan 2021.
Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, revitalisasi TIM akan menelan biaya Rp 1,8 triliun. Anggaran tersebut menggunakan penyertaan modal daerah (PMD) Jakpro.
Ia juga menambahkan, pembangunan revitalisasi ini dikawal oleh TP 4b Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta. Selain itu, dalam memantau proses revitalisasi tersebut, Jakpro menggunakan sitem baru, System Information Modelling (SIM) yang digadang-gadang lebih detail memantau proses revitalisasi tersebut.
“Kali ini, kami menggunkan sitem baru, System Information Modelling (SIM) yang bisa lebih detail memantau proses revitalisasi. Mungkin ini yang pertama kali dilaksanakan di BUMD. Sistem kerjanya, SIM akan memonitor pekerjaan dari kontraktor baik kualitas barang yang di pesan sampai timeline penyelesainnya. Manajemen Jakpro juga bisa memonitor dari kantor melalui layar //handphone//. Dengan ini, harapannya semua yang dikerjakan bisa sesuai yang diekspektasikan,” ujarnya.