Kamis 22 Aug 2019 09:50 WIB

Kisah di Fort de Bregancon: Kritik di Balik Rangkaian Bunga

Kedua kepala negara berjanji untuk meningkatkan hubungan Moskow dengan Uni Eropa.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) membawa sebuah buket bunga mawar untuk Ibu Negara Prancis Brigitte Macron di Benteng Fort de Bregancon di Bormes-les-Mimosas, selatan Prancis, Senin (19/8). Tampak Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadap belakang.
Foto: Gerard Julien, Pool via AP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) membawa sebuah buket bunga mawar untuk Ibu Negara Prancis Brigitte Macron di Benteng Fort de Bregancon di Bormes-les-Mimosas, selatan Prancis, Senin (19/8). Tampak Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadap belakang.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Fergi Nadira

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Cote d'Azur, Prancis. Rupanya Putin datang tidak dengan tangan kosong yang disambut di Prancis. Dalam pertemuan pada Senin (19/8) lalu, Putin membawa buket bunga mawar indah yang ditujukan untuk Ibu Negara, Brigitte Macron.

Pemberiannya dilakukan di tangga Fort de Bregancon di Bormes-les-Mi mosas, sebuah benteng abad pertengahan yang menjadi tuan rumah musim panas bagi setiap presiden Prancis sejak 1968. Dilansir New York Post, berdiri di samping suaminya, Brigitte menerima hadiah buket bunga. Melihat pemberian Putin untuk istrinya, Macron pun tersenyum.

Pertemuan, kemudian dilanjutkan dengan makan malam. Pertemuan bilateral pun dilakukan keesokan harinya. Selama pertemuan tersebut, kedua kepala negara berjanji untuk meningkatkan hubungan Moskow dengan Uni Eropa. Selain itu, kedua negara sepakat memulai kembali pembicaraan damai dengan Ukraina.

Kedua presiden membuka pintu untuk pertemuan beberapa pekan mendatang antara Ukraina, Rusia, Prancis, dan Jerman. Meski keduanya tidak setuju pada masalah yang melibatkan Suriah dan penanganan demonstrasi di Moskow.

Pemberian bunga dari Putin untuk Brigitte tak berarti tak ada aksi saling kritik antara kedua pemimpin pemerintahan tersebut. Awal bulan ini Prancis mengecam penangkapan 2.000 demonstran, termasuk kritikus terkemuka terhadap Kremlin, sebagai penggunaan kekuatan yang menurut mereka jelas berlebihan.

Putin membela kebijakan negaranya. Putin menyerang balik dengan mengatakan dia tidak ingin Rusia memiliki jenis kerusuhan yang sama seperti Prancis dengan rompi kuning protes antipemerintah.

"Kami tidak ingin hal seperti itu terjadi di ibu kota Rusia," kata Putin. "Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan situasi tetap berada dalam ranah hukum," katanya menambahkan.

Macron mengatakan, situasinya tidak sebanding. Menurut dia, setidaknya di Prancis pengunjuk rasa dapat mencalonkan diri untuk jabatan terpilih.

"Kami adalah negara di mana orang dapat mengekspresikan diri mereka secara bebas, menunjukkan dengan bebas, mengekspresikan pandangan mereka secara bebas. Namun, yang tidak bisa kita terima adalah mereka menyebabkan kerusakan dan mengganggu ketertiban umum," katanya. (ap ed: yeyen rostiyani)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement