Kamis 22 Aug 2019 15:22 WIB

Moeldoko Sebut Kelompok Bersenjata Papua Manfaatkan Isu SARA

Ada pergerakan kelompok tertentu untuk menghambat pembangunan di Papua.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Moeldoko
Foto: Reuters/Beawiharta
Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyebut terdapat kelompok tertentu yang memanfaatkan isu SARA terhadap mahasiswa Papua. Tindakan rasisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya tersebut menimbulkan aksi protes yang terjadi di sejumlah kota di Papua dan Papua Barat hingga menyebabkan adanya kericuhan.

“Kelompok OPM, kelompok-kelompok yang tadi saya bilang ada, apa itu, pergerakan, kelompok politik itu. Ada kelompok bersenjata, ada poros politik. Iya, memanfaatkan,” ujar Moeldoko di kantornya, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (22/8).

Baca Juga

Ia menjelaskan, aksi ricuh itu ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu di Papua agar pembangunan yang tengah berjalan terhambat. Padahal, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Tapi ternyata ada kelompok-kelompok tertentu baik itu pergerakan poros bersenjata maupun pergerakan poros politik. Itu justru merasa terganggu dan ada kecemasan yang nyata. Kenapa demikian, karena kalau Papua maju mereka tak punya alasan lagi sebagai bahan jualan ke luar negeri,” jelas dia.

 

Mantan Panglima itu mengatakan, jika kesejahteraan masyarakat Papua semakin meningkat, maka tingkat keberpengaruhan kelompok-kelompok bersenjata terhadap masyarakat akan berkurang.

“Juga demikian terhadap kelompok poros politik, begitu melihat Papua maju maka dia gak ada alasan lagi untuk jualan bahwa masyarakat Papua termarjinal,” tambahnya.

Menurut Moeldoko, salah satu indikator yakni adanya berbagai gangguan untuk menghambat proses pembangunan infrastruktur di Papua oleh kelompok-kelompok bersenjata.

“Sekarang ini juga kita lihat masih ada upaya ke sana, gedung-gedung yang harus dilindungi dibakar. Ini sesuatu indikator yang sangat jelas,” ucap dia.

Namun, Moeldoko menyebut para pemimpin daerah mampu meredakan situasi sehingga aksi kericuhan dapat diredam. Ia juga mengapresiasi tingkat kesadaran masyarakat Papua yang tak ingin kericuhan yang terjadi semakin memburuk.

Lebih lanjut, pascakericuhan ini, Presiden Jokowi juga diagendakan mengunjungi Papua dalam waktu. Menurut Moeldoko, rencananya Jokowi akan meresmikan jembatan di Papua.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement