REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Metode pembelajaran bahasa asing di Pensantren Modern Darussalam Gontor ternyata dijadikan rujukan banyak pesantren lain di Indonesia.
Bahkan, universitas dari luar negeri juga sempat menanyakan trik pesantren yang berlokasi di Ponorogo, Jawa Timur, itu dalam mencetak para santri yang lincah berbahasa Arab dan Inggris sekaligus.
Anggota Dewan Pembimbing Bahasa Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ustaz Weldy Ahmad Fayyadhi, mengatakan kegiatan studi banding sudah sering dilakukan berbagai pesantren di seluruh Indonesia ke Pesantren Gontor.
Metode Gontor dalam mendidik santri mahir berbahasa asing selalu menjadi salah satu materi yang dibahas ketika ada kegiatan studi banding dari pesantren lainnya.
"Bahkan tahun lalu ada salah satu univey dari Brunei Darussalam yang datang untuk sharing bagaimana metode pembelajaran bahasa asing Gontor," ujar Weldy ketika dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Kamis (22/8).
Hal itu terbilang wajar, sebab pesantren yang berdiri 1926 ini telah banyak menghasilkan lulusan yang mahir dalam berbahasa Arab dan Inggris sekaligus.
Penguasaan bahasa asing itu, kata Weldy, telah membantu banyak santrinya untuk bisa melanjutkan studi di luar negeri. "Sekarang banyak santri kita yang kuliah di Eropa dan Timur Tengah," ujarnya.
Metode pembelajaran bahsa Asing di Gontor ternyata dilakukan dengan menjadikan bahasa asing sebagai bahasa sehari-hari. Para santri diwajibkan menggunakan bahasa asing selama 24 jam penuh, kecuali ketika di dalam kelas.
Bahasa asing yang digunakan sehari-hari selalu diganti setiap dua pekan sekali. Dua pekan pertama bahasa Arab dan dua pekan selanjutnya bahasa Inggris.
Tak hanya itu, setiap pagi para santri juga diwajibkan menghafal kosa kota baru. Minimal tiga kosa kata baru. "Tidak terlalu banyak, tapi terus menerus setiap hari," ucap Weldy.