Jumat 23 Aug 2019 06:11 WIB

Citra Kirana Kesulitan Belajar Aksen Batak dan Bahasa Belanda

Karakter di film Naga Bonar Reborn, Citra dituntut bersifat keras.

Rep: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)/ Red: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)
Foto: Ashar/Ceknricek.com
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Citra Kirana punya pengalaman menarik saat membintangi film Naga Bonar Reborn. Ia mengaku sempat kesulitan saat mempelajari dan mengucapkan kalimat dalam logat Batak.

Karakter di film itu, Citra dituntut bersifat keras. Ini juga yang membuat ia sempat canggung memerankan tokoh Kirana, karena dalam keseharian ia berpembawaan lembut.

Baca Juga: Jadi Naga Bonar, Gading Marten Niat Belajar Bahasa Batak

“Ya kesulitan banget. Karena aku kan memang turunan marga Siregar dan ada sedikit Belandanya. Tapi memang untuk bahasa (Batak) sendiri, papa nggak pernah ngajarin aku," kata Citra Kirana di Jakarta, Selasa (20/8).

Bagi Citra, itu kali pertama ia berperan menjadi perempuan Batak. Meski tak pernah diajari sang ayah, artis kelahiran Bogor, Jawa Barat, 23 April 1994 itu tak menyerah. Ia mengaku punya keinginan kuat untuk belajar logat Batak dan bahasa Belanda agar film Naga Bonar Reborn meraih sukses.

“Aku banyak belajar logat Batak dan bahasa Belanda, memang ada yang ngajarin juga. Jadi aku merasa terbantu banget," jelasnya.

BACA JUGA: Cek HUKUM, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement