Jumat 23 Aug 2019 11:00 WIB

Industri Gula Berkembang Pesat di Dunia Islam

Masyarakat Arab dicatat sebagai peletak dasar industri gula.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Oase (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Oase (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARATA — Salah satu industri yang berkembang pesat di dunia Islam adalah industri gula. Sejatinya, tanaman gula tebu memang berasal dari anak benua India. Konon, masyarakat India telah menemukan cara untuk mengkristalkan gula ketika Dinasti Gupta berkuasa sekitar tahun 350 M. John F Robyt (1998) mengung kap kan, ada dua tempat asal tanaman gula tebu, yakni Pasifik Selatan dan TimurIndia. Tanaman gula tebu telah dikembangkan sejak 10 ribu tahun SM.

Ketika revolusi pertanian Muslim terjadi, para enterpreneur Muslim mengadopsi teknik produksi gula dari India. Industri gula mulai berkembang pesat seiring dibangunnya penyulingan gula oleh para insinyur Muslim. Pabrik penyulingan gula yang tersebar di Pakistan, Afghanistan, dan Iran itu mulai beroperasi sejak abad ke-9 M. Pabrik penyulingan gula pertama dalam peradaan Islam itu digerakkan oleh energi yang berasal dari kincir air dan kincir angin.

Baca Juga

Peradaban Islam yang diwakili masyarakat Arab dicatat sebagai peletak dasar industri gula. Masyarakat Muslim tak cuma menguasai penggilingan dan penyulingan gula saja. Pabrik dan perkebunan gula dunia di era keemasan didominasi umat Islam. Menurut Ensiklopedia Tematik Dunia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve (IBVH), catatan seputar geliat industri gula di era keemasan terekam dalam risalah bertajuk Nihaya Al- Arab fi Funun Al-Adab (Puncak Kemahiran dalam Seni Adab).

Risalah karya Ahmad An Nuwairi (wafat 1332 M) itu, selain mengupas teknik dan cara pembuatan gula, kitab itu juga membahas tata cara menanam gula tebu. Sebelum tebu ditanam, menurut An Nuwairi, lahan yang akan ditanami harus diolah dengan menggunakan bajak berat (maharit kibar). Pengolahan gula pada masa itu tidaklah mudah. Dibutuhkan penguasaan dan keahlian teknologi dalam mengembangkan tebu hingga mengolahnya men jadi gula. Sebab, pengolahan tebu menjadi gula harus menempuh proses kimia. Untunglah, peradaban Islam pada era itu telah menguasaiteknologi kimia.

Penanaman tebu membutuhkan areal yang sangat luas. Selain itu, juga membutuhkan jaringan irigasi yang baik. Tak heran, jika pada masa itu, pengembang an industri gula tak bisa dilakukan oleh petani berskala kecil. Karenanya, pena nam an dan pengolahan komoditas pertanian yang vital itu ditangani oleh pemerintah. Pada awalnya, industri gula ditopang perkebunan tebu di Faris dan Al Ahwaz.

Setelah itu, berkembang ke wilayah La ut Tengah. Pada akhir abad ke- 14 M, per kebunan gula tebu juga telah berkembang luar biasa di Andalusia dan Al garve. Spanyol Muslim memang sa ngat termahsyur dalam mengembangkan sektor pertanian. Dari kawasan itulah, lahir para ahli botani Muslim terkemuka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement