REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebut saat ini suku bunga kredit perbankan mengalami penurunan sekitar 0,06 persen atau enam basis poin. Tercatat secara year on year hingga Agustus suku bunga kredit perbankan sudah turun 30 basis poin.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan turunnya suku bunga acuan akan mendorong penyaluran kredit dapat lebih kencang, sehingga likuiditas perbankan akan tercukupi. "Bunga kredit yang turun ini akan terus mendorong penyaluran kredit karena likuiditasnya cukup. Karena itu, kita ingin mendorong permintaan kredit korporasi dan rumah tangga, maka itu kita turunkan bunga acuan 25 bps," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (23/8).
Adapun sektor yang telah mengalami penurunan suku bunga kredit antara lain modal kerja, investasi dan kredit konsumsi. Menurut Perry penurunan suku bunga kredit perbankan sudah dilakukan bank sejak tahun lalu, meski suku bunga acuan pernah mengalami peningkatan.
"Suku bunga kredit di perbankan memang terus mengalami penurunan. Tahun lalu hingga tengah tahun ini. Saat BI menaikan bunga acuan hingga 175 basis poin, justru bunga kredit perbankan terus mengalami penurunan," jelas Perry.
Berdasarkan data uang beredar BI pada Juni 2019 suku bunga kredit tercatat 10,73 persen turun tiga basis poin dibandingkan pada bulan sebelumnya. Secara rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka tenor satu bulan 6,76 persen dari sebelumnya 6,82 persen. Kemudian tenor enam bulan 7,26 persen dari sebelumnya 7,31 persen.
Suku bunga simpanan berjangka tenor tiga bulan tercatat relatif stabil sebesar 6,79 persen. Sementara suku bunga simpanan berjangka waktu 12 bulan naik menjadi 7,05 persen dan 24 bulan meningkat menjadi 7,34 persen.
Ke depan, Bank Indonesia memastikan penurunan suku bunga acuan bertransmisi pada suku bunga kredit. Bank Indonesia berupaya menjaga kecukupan likuiditas perbankan dengan perkiraan pertumbuhan kredit perbankan kisaran 10 persen-12 persen pada tahun ini.
"Bank Indonesia memandang terbuka ruang kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan kredit tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan," ucapnya.
Sementara Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menambahkan perusahaan telah menurunkan suku bunga deposito pada 1 Juli dan 1 Agustus 2019, masing-masing 0,25 persen. Penurunan juga sudah dilakukan untuk suku bunga kredit, misalnya sektor konsumsi.
"Suku bunga kredit sudah ada yang turun tergantung tingkat risiko nasabah. Jadi, tidak merata dan tidak bisa di-disclose (diungkap) kredit siapa saja yang turun," ucapnya.