Jumat 23 Aug 2019 14:41 WIB

Karya-Karya Dokter Muslim Soal THT

Para dokter muslim kaji dan teliti anatomi dan fisiologi THT

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya pertama yang dilakukan para dokter Muslim di era keemasan adalah mengkaji dan meneliti anatomi dan fisiologi telinga, hidung,

dan tenggorokan. Hal itu dilakukan lantaran informasi tentang anatomi dan fisiologi THT sangat terbatas.

Baca Juga

Sebelum peradaban Islam berkembang pesat, secara ilmiah juga belum diketahui bagaimana proses mendengar terjadi. Penelitian tentang anatomi dan fisiologi THT dilakukan sederet dokter Muslim dari abad ke abad, seperti Ibn Zakariya Ar Razi (850

M-923 M), Ibnu Sina (980 M-1036 M), Ali Ibnu Abbas (994 M), Abdul Latif Al Baghdadi (1161 M-1242 M), Ibnu Al Baladi (971 M), Abdul Malik Ibnu Zohr (1092 M- 1162 M), Al Zahrawi (936 M-1013 M), dan Ibnu Al Nafis (1210 M-1288 M). Secara detail, mereka menjelaskan anatomi dan fisiologi telinga, hidung, dan tenggorokan.

Hasil kajian para dokter Muslim tentang anatomi dan fisiologi THT itu terekam dalam kitab dan risalah kedokteran Islam. Ar Razi menuangkan buah pikirnya tentang anatomi dan fisiologi THT dalam kitab Al Hawy. Sedangkan, Ibnu Sina memaparkannya dalam Canon of Medicine kitab kedokteran yang legendaris. Ali Ibnu Abbas mencatatnya dalam Al Kitab El Malaky.

Sementara itu, Al Baghdadi menuliskan hasil kajiannya dalam The Compendium in Medicine dan Ibnu Al Baladi dalam The Care of Pregnant Women, Infants, and Children. Ibnu Zohr menuangkan penelitiannya tentang anatomi dan fisiologi THT dalam kitab Al

Tayseer. Dokter bedah terkemuka dari Cordoba, Al Zahrawi menuliskannya dalam kitab Al Tassrif. Bapak Fisiologi Ibnu Al Nafis menuliskan hasil kajiannya dalam kitab Al Shamel Fi Sinaat Al Tibb.

Menurut Ibnu Sina, daun telinga memiliki bentuk seperti corong yang berfungsi untuk mengumpulkan ge lombang suara. Saluran pendengaran eksternal, papar Ibnu Sina, adalah saluran sempit yang membengkok berfungsi untuk melindungi genderang telinga dan menjaga telinga luar agar tetap hangat. Ibnu Sina juga menyatakan,

genderang telinga adalah lapisan tipis yang merespons getaran suara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement