REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sumbangsih dokter Muslim terhadap pengembangan ilmu kedokteran utamanya THT begitu luar biasa. Beragam pemikiran dokter Muslim tertuang dalam setiap karyanya.
Berikut temuan-temuan dari setiap karya yang dituliskan para dokter Muslim:
Tiga dokter Muslim terkemuka, Ali Ibnu Abbas, Al Baghdadi dan Ibnu Al Nafis juga tercatat sebagai perintis yang meluruskan kesalahpahaman tentang keyakinan adanya satu syaraf dari telinga dan wajah. Ketiganya menyatakan bahwa ada dua syaraf terpisah yang bertautan dengan tengkorak di antara wajah dan telinga.
Selain itu, sejarah kedokteran juga mencatat Ibnu Sina sebagai dokter pertama yang menjelaskan bahwa pendengaran sebagai penerimaan gelombang suara di genderang telinga. Ibnu Sina, dalam Canon of Medicine, menjelaskan secara detail tentang tenggorokan dan kerongkongan.
Terkait dengan tenggorokan, papar Prof Mustafa, Ibnu Sina menjelaskan tulang rawan, tulang ikat, dan otot kecil pangkal tenggorokan serta mengidentifikasi perannya dalam menampilkan beragam fungsi tenggorokan. Penjelasan ilmiah tentang tenggorokan juga diungkapkan Ibnu Sidah, seorang saintis dan ahli bahasa kenamaan di abad ke-10 M.
Dalam kitabnya yang termasyhur, Al Mokhassus yang membahas berbicara dan bernyanyi, Ibnu Sidah menjelas kan karakter, tingkat, dan jenis suara manusia. Ibnu Sidah menyumbangkan pemikiran baru tentang intonasi suara, ritme, senandung, pengulangan, dan resonansi.
Ia juga telah mampu membedakan antara bunyi suara yang senang, parau, dan melankolis. Dari hasil kajian anatomi dan fisiologi itulah, para dokter Muslim mampu mengidentifikasi berbagai penyakit THT.