Jumat 23 Aug 2019 16:02 WIB

'Sumur Kering, PDAM Macet, Tiga Hari Kami tidak Mandi'

BPBD Kota Padang mengoperasikan satu truk tangki untuk menyalurkan air bersih.

Rep: Febrian Fachri / Red: Friska Yolanda
BPBD Kota Padang menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di Kecamatan Lubuk Kilangak, Kota Padang, Jumat (23/8)
Foto: Republika/Febrian Fachri
BPBD Kota Padang menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di Kecamatan Lubuk Kilangak, Kota Padang, Jumat (23/8)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kekeringan juga menyulitkan sebagai warga Kota Padang. Musim kemarau membuat sumber air warga tidak berfungsi. Yanti (36) warga Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, mengatakan sudah satu bulan terakhir, air PDAM untuk rumahnya tidak masuk. Untuk keperluan air minum dan bersih-bersih, Yanti terpaksa meminta air sumur tetangganya.

Yanti menyebut kekeringan kali ini yang paling parah dirasakan masyarakat Lubuk Kilangan. Biasanya bila musim panas, air sumur tetap mampu memenuhi kebutuhan warga. Dan air pasokan dari PDAM juga tidak macet terlalu lama. Tapi kali ini, warga benar-benar merasa kesulitan karena PDAM yang macet dan air sumur mengering. Air sumur tetangganya pun tidak bisa ia ambil setiap saat karena harus antri dengan tetangga yang lain.

Baca Juga

"Air yang minta ke tetangga cukup buat air minum saja. Untuk mandi sekolah anak. Saya kadang-kadang menahan tidak mandi tiga hari," kata Yanti kepada Republika.co.id, Jumat (24/8).

Untuk kebutuhan mencuci pakaian dan mencuri piring, Yanti harus pergi ke Sungai Bukik Ngalau yang membentang di Kecamatan Lubuk Kilangan. Yanti yang biasanya setiap hari mencuci pakaian keluarganya kini harus menumpuk pakaian selama tiga hari karena aliran sungai cukup jauh dari rumahnya.

"Pakaian kami tumpuk saja tiga hari sekali mencuci ke sungai," tambah Yanti.

Hal yang sama dirasakan Mariati (46). Tetangga Yanti ini mengatakan selama ini warga di Lubuk Kilangan mengandalkan air PAM Simas yang dikelola warga. Kini PAM Simas tidak dapat mengaliri rumah-rumah warga karena sumber air kering.

Walau pasokan air dari PAM Sims berhenti sebulan terakhir, Mariati menyebut warga masih harus membayar untuk tarif meteran. Walau tidak semahal biasa, warga merasa berat hati karena mereka membayar untuk air yang tidak mereka dapatkan. Mariati menyebut kebutuhan utama airnya adalah buat air minum dan mencuci pakaian sekolah anaknya. Ia harus menghemat air yang diminta ke sumur tetangga agar pakaian sekolah anaknya bisa bersih setiap hari.

Kondisi air sungai pun kata Mariati tidak selalu memungkinkan buat mencuci. Karena ada banyak warga yang mencuci pakaian dan piring di sungai membuat sungai kotor. Mariati dan Yanti meminta pemerintah Kota Padang mencarikan jalan keluar persoalan air ini karena sudah membuat sulit kehidupan sehari-hari warga. Sumur tetangga yang mengeluarkan air pun tidak mampu membantu semua warna karena setiap hari airnya kian menyusut.

Yunizar (68) adalah warga Kelurahan Batu Gadang, Lubuk Kilangan yang air sumurnya masih punya stok cukup buat keluarganya setiap hari. Karena kekeringan melanda daerahnya, Yunizar pun tidak keberatan memberikan air miliknya kepada Yanti, Mariati dan warga di sekitarnya. Namun, demi keamanan stok bersama, Yunizar meminta para tetangganya untuk bergantian dan menunggu dalam rentang beberapa jam untuk mengambil air supaya ketersediaan air selalu cukup.

"Kalau untuk air minum, cuci piring, silakan saja warga tetangga ambil air di sumur saya. Tapi tentu tidak bisa setiap saat supaya air sumurnya tidak keruh," ucap Yunizar.

Yunizar mengaku kekeringan yang melanda Lubuk Kilangan kali ini merupakan yang paling parah. Kemarau tahun-tahun sebelumnya biasanya tidak sampai menyulitkan warga untuk kebutuhan air minum dan mencuci.

BPBD Salurkan Bantuan Air Bersih

Mendapat informasi warga Kota Padang terutama warga Lubuk Kilangan kesulitan mendapatkan air bersih, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang memberikan bantuan air bersih. BPBD Padang mengoperasikan satu mobil tangki untuk memasok air bersih ke rumah-rumah warga. Truk tangki roda enam, berwarna orange tersebut berukuran sedang. 

Mereka berjalan menyusuri tiap kelurahan dan meminta warga menyediakan penampung air sesuai kebutuhan. Pantauan Republika.co.id, ada warga Lubuk Kilangan yang menyediakan penampung air dengan drum, baskom dan ember dengan berbagai ukuran.

Kasi kedaruratab BPBD kota Padang Sutan Hendra yang memimpin operasi penyaluran air bersih kepada warga Lubuk Kilangan ini mengatakan truk tangki akan mereka operasikan setiap hari. Sebelum mendistribusikan air, tim BPBD  Kota Padang sudah mensurvei di kelurahan mana saja warga yang benar-benar sudah kesulitan mendapatkan air bersih.

“Ini air bersih kami bawa dengan truk tangki dari Kecamatan Gunung Pangilun. Kami akan stanby di sini (Lubuk Kilangan). Siap memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan,” kata Sutan.

Sutan menyebut truk tangki air bersih milik BPBD Kota Padang hanya satu unit. Tapi jajaran pimpinan BPBD Padang kata dia sudah berkoordinasi dengan pemerintah Kota dan BPBD Provinsi untuk bersiap memberikan tenaga dan armada tambaha  untuk memberikan bantuan air kepada warga. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement