REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) menggelar Muktamar Ke- IV dengan tema 'Indonesia Menuju Pusat Ekonomi dan Keuangan Islam Dunia' pada Jumat (23/8). Kegiatan yang diisi dengan diskusi dan seminar ini digelar selama tiga hari hingga Ahad untuk pemilihan ketua IAEI baru.
Sekretaris Jenderal IAEI, Munifah Syanwani menyampaikan muktamar ini bertujuan menjaring gagasan-gagasan baru untuk pengembangan ekonomi syariah. Pasalnya, Indonesia berkomitmen pada ekonomi syariah dan menjadikannya arus baru perekonomian global.
"Ekonomi Indonesia perlu didorong ke arah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah serta menjadi pemain kunci dalam ekonomi syariah global," kata dia di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Jumat (23/8).
Menurutnya muktamar Ke-IV ini fokus mengkaji dan mengusung upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan Islam terbesar di dunia. Indonesia memiliki potensi untuk mengarah ke sana.
Potensi ekonomi syariah diperkirakan mencapai 2,3 triliun dolar AS. Produk dan jasanya mencakup beberapa sektor, di antaranya makanan, bahan dan zat adiktif, kosmetik, makanan hewan, obatobatan dan vaksin, keuangan syariah, farmasi, dan logistik,
Melihat potensi yang sangat besar di berbagai sektor barang dan jasa tersebut, Indonesia berpeluang menjadi pasar produk halal terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen
produk halal terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di posisi strategis sebagai halal superhighway link// dalam global //halal supply chain.
Potensi sektor perekonomian halal lain yang dapat dikembangkan oleh Indonesia adalah setor pariwisata halal. Merujuk pada data pariwisata halal global saat ini menunjukkan Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan turis muslim terbesar dengan nilai mencapai 9,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 141 triliun.
Menurutnya, Indonesia harus mampu memanfaatkan sektor industri halal seperti negara Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki. Sehingga perlu perlu sumber daya manusia yang berkualitas di bidang ekonomi dan keuangan Islam guna menangkap peluang yang terbuka tersebut.
"Serta diperlukan juga kebijakan dan regulasi yang mendukung, faktor kesiapan infrastruktur dalam membentuk ekosistem halal menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekonomi syariah ini," katanya.
Muktamar IAEI dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan DPP IAEI Ma’ruf Amin, Menteri PPN/Bappenas, Ketua Umum IAEI Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.